Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Anak TA Membuat Panembahan Jati Balik Kanan

22 Juni 2016   03:36 Diperbarui: 22 Juni 2016   03:46 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mBah Kikuk"

"Ya. Panembahan Jati"

"Ada yang salah dalam perjalanan kita ini ?"

"Panembahan Jati masih ingin minum kopi hari ini. Bukankah kita sudah sepakat. Bulan ini kita akan sama-sama berpuasa"

"mBak Kikuk sungguh-sungguh belum melihat sesuatu ?"

"Lho Panembahan Jati ini bagaimana sih. Kita mau ikut ramai-ramai dalam romobongan ini kan karena kita sama-sama sudah melihat sesuatu."

"Coba mBah Kikuk berhenti sebentar. Kita tidak perlu memperhatikan aksi kawan-kawan. Mereka mengkhawatirkan sesuatu, yang belum tentu terjadi. Sementara kita diberi karunia bisa melihat sesuatu yang akan terjadi. Tapi kalau hati kita tidak suci. Kalau hati kita tidak berserah diri kepada Illahi Robbi. Gusti kang murbeng jagad. Niscaya, penglihatan kita akan dikaburkan. Untuk itu sebaiknya kita istirahat dulu sebentar. Repositioning. Mudah-mudahan dengan begitu mBah Kikuk dapat memahami apa yang saya risaukan."

"Baiklah kalau memang Panembahan Jati menginginkan hal itu. Tapi satu hal, yang masih saya ragukan adalah ...."

"Apa yang masih mBah Kikuk, ragukan ?"

"Apa lagi kalau bukan hobby Panembahan masalah kopi itu. Kabarnya hari ini ada lagi info yang berkembang masalah kopi itu."
"mBah Kikuk ini bagaimana sih. Kopi yang kemaren kan sudah saya bayar."

"Baiklah kalau Panembahan Jati, tidak ingin membicarakan hal itu. mBah Kikuk akan mencoba memenuhi saran Panembahan tentang repositioning itu"

Tidak lama kemudian Panembahan Jati dan mBah Kikuk menyingkir dari rombongan Ki Ageng Batman. 

Sementara Ki Ageng Batman sendiri masih tersipu-sipu naik Perahu Surya, bukan disibukkan bagaimana mengatasi masalah Adhieyasa, tetapi Ki Ageng Batman justru disibukkan dengan tiga orang wanita dalam Perahu Surya tersebut. 

MBak 00 weibe yang cemas terhadap nasib ke dua anak persusuannya, Adhieyasa dan Slamet Raharjo Jati. Putri Biyan yang sedih memikirkan bagaimana nasib Adhieyasa ke depan. Dari kecil Adhieyasa walaupun dianugerahi kekuatan Setrum 35000 megawatt, tetapi nasibnya naik turun bagaikan roller coaster. Sementara Miss Kiara tersenyum bangga, karena aksinya dapat membuat Ki Ageng Batman memperhatikan Miss Kiara. Jangan pikirkan lagi, apa yang ada dalam benak Ki Ageng Batman, Adhieyasa ? Bukan. Slamet Raharjo Jati ? Bukan.

"Man. Kasihan dirimu. Menyepi di lereng gunung SuSu. Lihat aku. Ki Ageng Batman terbang naik Perahu"

"Perahu Surya, Ki Ageng", bisik Miss Kiara.

"Perahu Surya, Man. Sungguh kasihan dirimu."

 

Tiba-tiba mBah Kikuk bangkit dari duduknya.

Panembahan Jati hanya tersenyum melihat tingkah mBah Kikuk.

"Panembahan. Kita harus balik kanan. Panembahan Jati memang bijaksana."

"Baru tahu", sela Panembahan Jati.

"Mari kita harus segera bertindak cepat, mBah Kikuk. Anak TA itu membuat saya harus balik kanan" 

"Ke mana, Panembahan Jati"

"Ke Kediri"

"Kediri"

"Ya. Kita harus mengunjungi mBak Ay Ming. Hanya dia yang bisa menyelesaikan kemelut ini."

"Kemelut sebesar ini, yang bisa menyelesaikan mBak Ay Ming. Yang benar sajalah Panembahan Jati ?"

"Tadi sewaktu mBah Kikuk, repositioning apa yang nampak ?"

"Ada anak TA"

"Itu anak mBak Ay Ming, mBah Kikuk"

"Masya Allah. Jadi kapan kita berangkat ke Kediri, Panembahan Jati"

"Ya sekaranglah, masak besuk"

Anak TA itu membuat Panembahan Jati balik kanan, meninggalkan rombongan Ki Ageng Batman yang sedang digalayuti mBak 00 weibe, Putri Biyan serta Miss Kiara. Sementara  Ki Koh Agil serta Pendekar Zontor tetap mengiring Ki Ageng Batman di sisi kanan.  Panembahan Jati dan mBah Kikuk berangkat ke Kediri menjumpai mBak Ay Ming.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun