Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Slamet Berkabut, Ki Difangir Terpinggir, Adhieyasa Sewot

20 Juni 2016   21:47 Diperbarui: 20 Juni 2016   21:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Adhie. Aku Raisa. Kapan kamu sampai di sini. Kudengar dari Putri Ming, Adhieyasa sangat ingin ketemu Raisa, betul begitu" bisik Putri Raisani sambil menyalami tangan Adhieyasa. Tiba-tiba tubuh mereka berdua seperti menjadi lebih ringan. Tanpa mereka berdua sadari dari masing masing kepala mereka ke luar cahaya yang sangat terang. Jodoh telah bertemu. Namun hambatan kendala dan tantangan selalu ada. Mereka berdua harus mampu mengatasi hal itu.

"Raisa, apa yang kau pegang itu. Kelihatannya kok seperti sebuah bingkisan. Coba kulihat"

Sebelum Putri   Raisani sempat menyembunyikan hadiah dari Ki Difangir ketika mereka pergi ke Singapura. Putri Raisani tidak dapat mempertahankan ketika bingkisan Raja Difangir itu telah berada di tangan Adhieyasa Adhieyasa Setrum 35000 megawatt.

Begitu melihat itu sebuah bingkisan dan ketika dibuka oleh Adhieyasa Adhieyasa Setrum 35000 megawatt ada foto Raja Difangir dan namanya disana dengan jelas tertera Ki Difangir Raja Kerajaan Matraman Raya, kontan Adhieyasa Adhieyasa Setrum 35000 megawatt berteriak keras:

"Difangir akan kuhabisi nyawamu. Raisa adalah impianku sejaklama. Jangan pergi kau Difangir. Rasakan Setrum 35000 megawatt beraksi. Kalau tidak gosong seluruh tubuhmu. Jangan panggil aku Adhieyasa."

 

Sementara itu. Ki Ageng Batman yang sedang menaiki Perahu Surya, bersama Putri Biyan, mBak 00 weibe dan Miss Kiara, berteriak keras di udara. 

"Miss Kiara, bisa lebih cepat lagi tidak Perahu Surya ini terbang"

Di samping kanan Perahu Surya Ki Ageng Batman, nampak piring terbang Ki Koh Agil meluncur bersama Pendekar Zontor yang masih uring-uringan.MBah Kikuk seperti biasanya dengan Panembahan Jati naik permandani sambilmengulum senyum.

"mBah Kikuk, apakah mBah tidak melihat situasi sudah semakin panas ? kok masih mengulum senyum begitu ?"

"Ah Panembahan pura pura tidak tahu. Panembahan Jati lebih tahu dari pada mBah Kikuk bagaimana nanti akhirnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun