"Ya, Baginda. Coba dengar sebentar. Putri ingin memberitahukan suatu rahasia besar kepada Baginda. Harap Baginda mendengarkannya dengan baik"
"Putri Ming. Katakanlah"
"Hamba hamil Paduka"
"Putri Ming. Â Berikan kilau pualammu padaku Putri Ming. Seluruhnya"
"Kesinilah Kanda. Aku. Putri Ming milikmu"
Di tempat lain Adhieyasa dengan penuh emosi ingin segera menemukan  Putri Raisani. Konon info dari Tante Ming dan Paman Pujangga Halim. Putri Raisani senang duduk di halte. Halte yang berada di dekat Hotel Acacia. Ngapain saja Putri Raisani duduk duduk di Halte, pikir Adieyasa Adhieyasa Setrum 35000 megawatt. Ketika dilihatnya ada seorang gadis manis yang mirip dengan  foto Putri Raisani, segera Adhieyasa Adhieyasa menghampiri Putri Raisani. Namun Adhieyasa Adhieyasa untuk sesaat tertegun melihat Putri Raisani sedang memegangi sebuah bingkisan. Apa sebetulnya yang sedang dilakukan Putri Raisani sebetulnya di halte ini. Pikiran Adhieyasa Adhieyasa dipenuhi kebingungan tetapi perasaan hatinya yang ingin berkenalan dengan Putri Raisani lebih kuat mempengaruhinya. Akhirnya dengan nekat, Adhieyasa Adhieyasa menyapa Putri Raisani.
"Putri Raisa"
Untuk sesaat Putri Raisani bingung. Baru sekali ini dia mendengar ada yang memanggilnya Putri Raisa. Namun Putri Raisani lebih bingung lagi, jantungnya berdebar keras, ketika tiba-tiba Putri Raisani melihat Adhieyasa Adhieyasa yang pernah masuk dalam mimpinya di Rupat, tiba-tiba sudah berada dihadapannya. Waduh gantengnya nih Adhieyasa Adhieyasa, dia tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya pula kepada Putri Raisani. Tanpa disadari Putri Raisani pun kemudian mengulurkan tangannya. Namun pada saat ke dua tangan mereka hendak saling menjabat, tiba-tiba Putri Raisani teringat dengan Lima. Gadis manis istri Adhie yang bertemu mereka di Tanjung Pinang. Konon Ayahanda sangat  menunggu kedatangan Lima di Tanjung Pinang. Tanpa sadar Putri Raisani bertanya:
"Di mana Lima, Adhie ?"
"Lima. Apa maksudmu. Oh Putri Raisa tentu sudah mendapat cerita dari Tante Ming dan Paman Pujangga Halim ya. Kami di tanah Perdikan Malembang memang tinggal berLima. Ayah Ki Ageng Batman sebagai pimpinan Tanah Perdikan Malembang. Ibu menyusui 00 weibe tetangga. Slamet, Adhie dan paman Dusmin serta bibi Ijah. Kami memang tinggal berLima. Betul informasi yang Putri Raisa terima."
Tiba tiba Putri Raisani merasakan ada yang masuk ke dalam tubuhnya secara halus, sambil membisikkan sesuatu kepada Putri Raisani. Putri Raisani, kami hidup di jaman yang berbeda dengan Putri Raisani, di kelak kemudian hari. Aku Lima adalah dirimu saat ini. Adhieyasa Adhieyasa adalah jodohmu Putri Raisani, jangan sia siakan kesempatan ini. Akan berbeda akhirnya kalau Putri Raisani tidak memberikan hatimu kepada Adhieyasa Adhieyasa. Aku Lima akanmembantumu sekuat tenaga. Bukalah pintu hatimu untuk Adhieyasa.