"Kamu sendiri di sini ?"
Anak muda itu kembali menngelengkan kepalanya. Tidak lama kemudian muncul anak muda yang lain lagi. Kelakuannya mirip yang muncul pertama tadi. Pujangga Halim mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada anak muda yang baru datang. Jangan-jangan dapat jawaban gelengan kepala lagi, pikir Pujangga Halim.
Pujangga Halim terus masuk ke lorong. Begitu ada pintu, seperti sebuah kamar, oleh Pujangga Halim kemudian pintu itu dibuka. Tampak di dalam sebuah kamar yang bagus. Ada TV ada ac ada 2 tempat tidur. Ada kamar mandi dalam. Boleh juga nih, hotel. Bisa untuk istirahat paripurna.
Ke dua anak muda tadi hanya mengikuti ke mana Pujangga Halim pergi, tanpa mengatakan sesuatu.
Namun ketika Pujangga Halim membuka sebuah kamar. Tiba-tiba dari dalam kamar, banyak orang berteriak.
"Ampun, kami nggak tahu apa-apa Pak. Tugas kami hanya menjaga gedung ini", ribut anak anak perempuan menjawab.
"Maaf", seru Pujangga Halim, kemudian mencoba mencari jalan ke luar. Baru anak laki laki tadi ada yang mau bicara.
"Ke arah sini, Pak"
"Terima kasih"
Pujangga Halim segera beregegas meninggalkan gedung itu. Kembali ke penginapan di tepi pantai, tempat Bunda Lilik dan Putri Raisani beristirahat.
"Sampai mana saja jalan-jalannya Kanda", sapa Bunda Lilik.