Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kilau Pualam Permaisuri Ming, Membuat Ki Difangir Galau

30 Mei 2016   09:02 Diperbarui: 30 Mei 2016   14:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Difangir, jangan kau menghina Permaisuri Ming dengan mengatakan kalau aku sudah tua ya. Aku, Permaisuri Ming dulu meruapakan Permaisuri Kerajaan Matraman Raya yang dulu disegani banyak orang. Bukan hanya cerdas, pandai, jujur dan lugas, tetapi juga mandiri".

"Banyak orang memujiku bagai Matahari. Bahkan ada yang mengatakan kulitku mengkilap seperti batu pualam. Kau ... Kau... berani ... beranina mengatakan aku, Putri Sepuh!"

"Hem, tapi masih Putri juga ya."

"Hai Difangir. Matikan lampu kamar, sorot aku dengan lampu emergency, biar tahu kau, siapa Permaisuri Ming yang sebenarnya."

Ki Difangir seperti kerbau yang baru dicucuk hidungnya, segera mengikuti perintah Permaisuri Ming. dimatikannya lampu kamar, begitu kamar nampak gelap gulita, kemudian dicarinya lampu emergency, agak sedikit lama, karena yang biasa mencari lampu emergency adalah Putri Buyan. Namun akhirnya Ki Difangir berhasil menemukannya. Segera setelah itu, disorotkannya lah ke arah Permaisuri Ming. Nampak Wajah Permaisuri Ming yang cantik luar biasa. 

"Mendekat sini Difangir. Biar kamu tahu dengan jelas siapa Permaisuri Ming. Jangan lagi kau sebut Putri Sepuh Putri Sepuh."

Ki Difangir sadar bahwa Permaisuri sedang marah besar. Oleh karena itu, sambil mendekat Ki Difangir merapal ajian angin sepoi-sepoi, maksud Ki Difangir supaya, Permaisuri Ming dapat diusahakannya istrirahat dan nanti setelah sadar akan disampaikannya permohonan maaf. Namun yang terjadi tidak seperti yang dipikirkan oleh Ki Difangir. Begitu Ki Difangir merapal ajian angin sepoi-sepoi, kesadaran Permaisuri Mingset mulai kabur. Ke dua tangannya melemas, sehingga kimononya yang tidak terikat sempurna lepas. Begitu melihat kilau pualam Permaisuring Ming, Ki Difangir galau. Tanpa sadar, secara refleks, melihat tubuh Permaisuri Ming akan terjatuh, maka dengan sigap dipeluklah Permaisuri Ming. 

"Kau panggil apa aku tadi ?"

"Putri Se..."

"Apa ?", sambil menarik selimut yang menutupi mereka.

"Putri Ming"       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun