///Tole elingo marang purwo duksino
sangkan paraning dumadi
ojo mulang sarak sopo siro sopo ingsun
Â
nJajal mung sepiro dodotmu
opo wis iso ngluwihi nabi Ibrahim
wani ngludungke patung gedhe sesenbahane kanjeng sinuhuwun
Â
Nabi Ibrahim geteng geteng karo srengenge
wani atak aji mung dino padang
Nabi Ibrahim geteng geteng karo mbulan
wani sumringah mung dini peteng
Â
Â
Lah opo yo kudu manut miturut karo kanjeng sinuhun
nderek sendiko manyembah patung
Pancene sopo sing gawe srengenge, pancene sopo sing gawe mbulan
patung dudu sangkan paraning dumadi
wong sing dumadeke patung bapake Nabi Ibrahim
Â
Tole elingo yen Nabi Ibrahim sing maringi kawruh
bilih sangkan paraning dumadi kuwi mung sawiji
yo kuwi Gusti Allah illahi robbi
Â
Gusti Allah uga uwis maringi janji
amargo Nabi Ibrahim kalian keng putro Nabi Ismail, mbagun Ka'bah
menko yen teko wancine
Okeh wong kang podo moro
seko sak kelilimge donya
ing Baitullah, ugo arep okeh pangan lan woh wohan
Â
Gusti Allah ingkang murbeng jagad
mung sawiji lan kabeh kan sarwo gumantung
la syarikala///
Â
Beberapa hari menjelang wukuf di arafah, suasana kota Mekkah luar biasa ramai, apalagi di sekitar Masjidil Haram. Bagaimana tidak, jutaan orang dari seluruh pelosok muka bumi memadati kota Mekkah.Â
Jalan menuju Masjidil Haram selalu dipenuhi jemaah calon haji dari berbagai belahan bumi itu, ada yang khusus dilihat si Cantik Bungsu. Pemandu jemaah calon haji Amerika nampak standby di beberapa tempat, seolah menyiratkan simbol, kalau akan mencari kawan kawan amriknya, mereka bisa langsung menuju, pemandu dari Amrik, yang mengibarkan bendera dan ada yang memakai payung. Begitu masuk ke terminal bus yang biasanya hanya terdapat bus bus untuk jemaah calon haji dari Indonesia, yang memang kebetulan armadanya luar biasa lebih banyak, dibandingkan dengan armada bus untuk jemaah calon haji dari Malaysia maupun Turki, ternyata sudah ada armada bus untuk calon jemaah haji Amrik. Namun pemandangan yang menakjubkan adalah dipenuhinya jalan menuju dan ke luar Masjidil Haram dengan jemaah calon haji. Jemaah calon haji, itu berada di mana-mana. Ada yang thawaf, mengelilingi Ka'bah, berganti-ganti, sehingga di sekeliling Ka'bah tak pernah sepi. Jangan tanyakan, apakah mereka tak takut mati. Setelah musibah besar terjadi. Ada yang sholat atau iktikaf saja. Banyak juga yang ingin masuk, tentu saja hal yang sama untuk yang ingin ke luar. Ada yang duduk duduk sambil makan di tepi-tepi lingkaran luar Masjidil Haram yang dikelilingi  hotel bertingkat. Ada juga yang masuk ke luar toko-toko di dalam hotel-hotel itu. Begitu banyak orang dengan berbagai macam bentuk pakaian penuh warna, seolah menunjuk pada negara asal mereka. Banyak sekali makanan, buah-buahan, minuman di Mekkah.
Â
Ada yang dengan sengaja dibagikan kepada jemaah calon haji, sedekah-sedekah teriak mereka, kalau yang mendekat jemaah calon haji dari Indonesia. Ada yang dijual di toko-toko. Pakaian, perhiasan, dan segala macam kebutuhan umat manusia tersedia di Mekkah. Itukah pemenuhan janji Allah kepada Nabi Ibrahim ?
Â
Tole, ingatlah kepada asal muasal segala sesuatu yang terjadi.Â
Asal dan tujuan kejadian.
Jangan mengajarkan yang salah kepada banyak orang, sampai bersikap, siapa kamu, siapa saya.
Â
Coba, hanya seberapa besar kekuatanmu
Apa sudah bisa melebihi Nabi Ibrahim
Yang berani memenggal patung besar, yang disembah oleh Sang Paduka Raja.
Â
Nabi Ibrahim geregetan dengan matahari. Besar harapan Nabi Ibrahim terhadap matahari, karena sangat berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan. Sinar matahari begitu mendorong harapan, banyak orang dapat berbuat banyak begitu matahari muncul. Namun Nabi Ibrahim akhirnya kecewa berat dengan matahari, karena ternyata matahari hanya berani menunjukkan kekuatannya di siang hari.
Â
Nabi Ibrahim juga geregetan dengan bulan. Setelah kecewa terhadap Matahari, Nabi Ibrahim mencoba berpikir rentang bulan. Bulan juga berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Terkadang orang bahkan berpikir apakah gelombang laut juga dipengaruhi bulan. Namun yang jelas, banyak orang begitu mendambakan bulan purnama. Bulan purnama seolah dapat menyihir banyak orang untuk mengagumi bulan, menikmati bulan, dan akan beraktivitas khusus pada saat bulan purnama datang. Bahkan bulan purnama terkadang dapat menjadi waktu yang digunakan untuk janjian. Bulan boleh dikatakan juga mempengaruhi banyak kehidupan manusia. Namun lagi-lagi Nabi Ibrahim kecewa. Nabi Ibrahim harus dapat melihat kenyataan bahwa ternyata bulan hanya dapat beraksi, mempesona, mempengaruhi kehidupan manusia pada saat langit gelap.Â
Â
Kemudian Nabi Ibrahim berpikir keras. Kalau matahari dan bulan serta benda langit lainnya tidak dapat lagi diharapkan untuk menjadi panutan atas manusia, apalagi untuk menguasai kejadian langit dan bumi. Bagaimana asal semua kejadian di Jagad Raya, apa tujuan semua kejadian dan kan menuju ke mana akhir dari semua kejadian.  Apa hiya, harus taat dan patuh pada Sang Paduka Raja, untuk kut menyembah  patung besar itu. Memang siapa yang menciotakan matahari, memang siapa yang menciptakan bulan. Patung besar itu bukan yang menciptakan matahari. Patung besar itu juga bukan yang menciptakan bulan. Weleh weleh bagaimana patung besar itu tahu ke mana arah tujuan semua penciptaan langit dan bumi. Sedangkan patung besar itu, Bapak Nabi Ibrahim yang membuatnya.
Â
Tole, ingatlah, bahwa Nabi Ibrahim yang memberikan ilmu kepada kita, tentang asal mula dan tujuan semua kejadian. Bahwa yang menciptakan apa apa yang ada di langit dan apa apa yang ada di bumi dan Jagad raya seluruhnya adalah hanya satu, yaitu Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Allah Yang menguasai Alam Semesta.
Â
Â
Gusti Allah juga sudah menjanjikan kepada Nabi Ibrahim, ketika Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail membangun rumah Allah di Bumi. Baitullah berupa Ka'bah.Â
Bahwa nanti pada saatnya, tanah Mekkah yang sangat gersang, dan dikelilingi gunung dari kejauhan, akan banyak dikunjungi orang. Akan banyak makanan akan banyak minuman akan banyak buah-buahan.
Â
Allah SWT, penguasa Jagad Raya, bukan hanya Sang Paduka Raja penguasa kerajaan, bukan juga Perdana Menteri yang memimpin negeri, adalah Satu dan semua tergantung padaNya.Â
Tidak Ada Sekutu BagiMu
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H