Setelah tersedianya topeng, aksesoris, dan para pemain wayang, masalah besar menghadang! Mereka tidak memiliki gamelan untuk mengiringi wayang topeng. Seperangkat gamelan milik keluarga Kerta Kasa yang dulu pernah ada telah terjual untuk biaya pendidikan dan hidup keluarga. Kerta Kasa adalah generasi pertama yang mendirikan grup wayang topeng ini. Dan Panji Budaya sekarang yang dipimpin oleh Sujarno ini adalah generasi ketiga. Mereka menyatakan bahwa berdasarkan silsilah keluarga Kerta Kasa, wayang topeng ini sudah ada sejak tahun 1800-an.
Lalu dengan menyewa seperangkat gamelan beserta para penabuhnya atau wiyaga, Panji Budaya kembali mementaskan pertunjukannya pada bulan Januari 2015 kemarin. Dengan pangung tanpa dekorasi, berlokasi di bahu jalan kampung depan rumah warga. Keinginan warga untuk membangkitkan seni budayanya ini sangat layak didukung.
[caption id="attachment_352748" align="aligncenter" width="531" caption="Para pemain wayang merias diri dan bersiap tampil"]
Masih dengan kostum dan gamelan sewaan mereka berharap akan terus bisa tampil. Sampai mampu memiliki gamelan dan kostum sendiri sekaligus meregenerasi para pemain muda. Harapan besar warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan ini adalah seni wayang topengnya kembali bangkit menjadi identitas budayanya. Dan pada tanggal 1 Maret 2015 nanti, wayang topeng dengan cerita panji ini akan tampil kembali dalam acara pembukaan tempat wisata konservasi Pantai Nglambor, Desa Purwadadi, Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Walau dengan segala keterbatasan yang ada, semangat mengibarkan kembali kesenian rakyatnya tak akan terbendung.
[caption id="attachment_352749" align="aligncenter" width="567" caption="2 tokoh dari Padukuhan Kembang Sore, Doyok dan Bancak "]
[caption id="attachment_352751" align="aligncenter" width="300" caption="Tokoh-tokoh dari Padepokan Tambak Boyo"]
[caption id="attachment_352752" align="aligncenter" width="552" caption="Tokoh Padukuhan Jampu Awan, Jago Blewo dan Kedua Istrinya"]
http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2015/02/13/kampret-jebul-kebudayaan-723276.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H