Mohon tunggu...
Izzuddin Ar Rifqiy
Izzuddin Ar Rifqiy Mohon Tunggu... Freelancer - Fungsional Statistisi di BPS

Bisa dikunjungi di : http://masizz.xyz atau http://masizz.tumblr.com Banyak baca, banyak merasa.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Go-Jek, Big Data dan Peranan Pemerintah

20 Desember 2015   10:41 Diperbarui: 20 Desember 2015   11:31 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang pertama adalah membuat parameter. Sebagai regulator, pemerintah dapat mendorong lingkungan yang mempromosikan inovasi sementara menghormati privasi user. Membuat standar-standar baru yang fungsinya untuk melindungi hak-hak privasi digital warga negaranya. Beberapa waktu kebelakang, ada kasus yang mengemuka (kebetulan juga tentang Go-Jek). Ada beberapa oknum pengemudi Go-Jek yang melanggar privasi pengguna dengan mengirim pesan di luar konteks pekerjaan. Menggoda pelanggannya. Hal tersebut sempat viral sebelum kemudian tenggelam dengan cepatnya informasi bergerak. Itu baru contoh kecil yang dilakukan oleh kalangan grass root. Belum menyentuh korporasi besar yang memiliki seluruh data pengguna.

Yang kedua adalah membangun infrastuktur.  Pemerintah juga dapat memberikan platform untuk mendorong pasar data yang berkembang. Contoh yang paling berani dari inisiatif tersebut ditemukan di India, di mana pemerintah telah memulai proyek manajemen identitas terbesar dalam sejarah. Dikenal sebagai Aadhar-India's Unique Indentification. (UID) Program-itu membawa konsep (data as currency) data pribadi sebagai mata uang ke dalam artian sebenarnya.

Dengan menciptakan satu set unik dari titik data biometrik dan demografis untuk masing-masing dari 1,2 milyar warga yang tinggal di India. Pemerintah dan para pebisnis akan dapat menggunakan database yang dihasilkan dengan cara yang tak terhitung banyaknya, dari membangun kepercayaan pemberi pinjaman untuk memperluas keuangan mikro ke daerah-daerah terpencil untuk memperkenalkan layanan kesehatan pribadi yang lebih baik.

Yang terakhir adalah. Leading from the front. Memimpin dari depan. Istilahnya dalam semboyan bangsa kita yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara. Versi lengkap dari Tut Wuri Handayani. Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi kekuatan. Contoh konkretnya adalah memberikan contoh dan mengusahakan(mengatur) para pelaku ekonomi besar untuk membuka sebanyak mungkin data ke publik. Atau istilahnya transparansi data. Membujuk perusahaan swasta berpengaruh untuk membuka datanya ke publik untuk kebaikan sosial, filantropis data.

Jadi, nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan? Jadi 'Data Scientist' secara cuma-cuma. Memang tidak salah jika data scientist dinobatkn sebagai the sexiest job in early 21st century. 'Data Scientist Pemerintah' juga gak buruk-buruk amat toh. Juga kalau ada perusahan yang tertarik sama kemampuan data science-mu, mereka bisa meminangmu dengan mahar yang telah ditentukan.

Sumber: http://masizz.xyz/esai/go-jek

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun