Orang yang bertanggung jawab adalah amanah ketika diberi beban/tugas tertentu, dan sanggup menerima segala resiko dari tindakan yang diambil.
4. Berpikir matang
Pada umumnya, orang yang memiliki budi pekerti mampu menilai secara objektif, bersedia dikritik, dan tidak terburu-buru mengambil kesimpulan terhadap sesuatu. Karakter seperti ini dimiliki oleh orang yang mampu mengelola emosi dengan baik, tidak memperturutkan hawa nafsu.
5. Adil
Adil artinya tidak berat sebelah, tidak diskriminatif, dan berlaku sama untuk pihak manapun, tidak membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar.
6. Pemaaf
Jika seseorang memiliki sifat pemaaf, tidak mendendam, maka dia disebut memiliki budi pekerti. Bukanlah kebiasaan orang terhormat untuk membalas dendam, sebab dendam dapat mendatangkan kebencian.
Pendidikan berkaitan erat dengan budi pekerti. Kita mendidik siswa dengan pola pikir yang sudah terbawa dari keluarga masing-masing. Maka, pola pikir siswa dapat berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan asupan didikan yang mereka terima, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa dapat menumbuhkan kecakapan berpikir, jika didukung dengan kondisi baik yang didapatkan di lingkungan belajarnya.
Peran penting pendidik dalam menumbuhkan kecakapan berpikir tersebut, akan menuntun kecerdasan berpikir siswa. Siswa akan mendengar dan melihat apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan. Sehingga mereka akan meniru apa yang kita lakukan, persis seperti anak usia 3-4 yang setiap hari berinteraksi dengan orang tua.
Sebagai guru/pendidik, sudah barang tentu kita akan menemukan beragam watak di kelas. Kita berperan menemani proses belajar anak didik, mendampingi tumbuhnya kecerdasan akal dan pikiran. Hal lain yang juga kita lakukan adalah membantu siswa menemukan budi pekerti atau akhlak baiknya. Sekaligus juga membantu mengendalikan akhlak yang kurang baik dan memperbaikinya.
Hal lain yang dapat dilakukan guru adalah menggali potensi kecerdasan budi pekerti yang ada dalam diri siswa. Mereka harus dilatih agar berani berpendapat, mengasah perasaan dan perilaku, memunculkan kehendak. Dengan demikian, pendidik mampu memahami kodrat siswa sebagai individu yang sadar mampu memikirkan, memahami, merasakan, berempati, berkehendak, dan bertindak.