Mohon tunggu...
Chrisma Juita Nainggolan
Chrisma Juita Nainggolan Mohon Tunggu... Guru - Emak berliterasi

Guru ekonomi SMAN 1 Kualuh Selatan, Labura Sumut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMA Berkibar, Beraksi Membela Negara

6 Juli 2022   10:58 Diperbarui: 6 Juli 2022   12:08 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang tahun ajaran baru, Kemdikbud Ristekdikti menggelar kegiatan SMA Berkibar, beraksi membela negara. Kegiatan ini dilakukan untuk menyongsong wajah baru pendidikan Indonesia dengan Profil Pelajar Pancasila (PPP). Untuk tahun ajaran 2022-2023 akan dipakai Kurikulum Merdeka, dengan salah satu elemen dasar yaitu Profil Pelajar Pancasila.

SMA Berkibar virtual adalah puncak kegiatan dari rangkaian pelaksanaan SMA Berkibar tahun 2022. Kegiatan ini merupakan aksi nyata dan implementasi bela negara seluruh pelajar SMA se-Indonesia. Tujuannya adalah agar siswa dapat memberikan kontribusi dan aksi nyata melalui kampanye dan challenge secara virtual. Selain itu, diharapkan juga agar siswa mampu menyebarkan suara aksi bela negara kepada sesama pelajar maupun masyarakat sekitarnya.

Hadir sebagai narasumber DR. Juandanilsyah (Koordinator Bidang Peserta Didik Direktorat SMA); Akhiruddin, S.Pd., M.Pd., (Ketua Yayasan SM3T Institute); Brigjen DR. Jubei Levianto (Direktur Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan); dan Irene Odelia Astono (Purna Paskibraka Nasional 2021). Dialog mengalir dengan lancar, berbagai pertanyaan disampaikan oleh pembawa acara, .

Sebagai ketua Yayasan SM3T Institute, Akhiruddin mengadakan program dikalangan siswa. Siswa SMK dilatih hasta karya untuk menghasilkan produk-produk yang benar-benar bisa sampai ketangan konsumen. Meskipun di daerah 3T mengalami kesulitan jaringan internet, tetapi tetap berupaya agar pendidikan di daerah tersebut tidak tertinggal.

Selama berinteraksi di daerah 3T, jika ada penolakan dari masyarakat setempat, maka akan disikapi secara arif. Di Setiap daerah dengan budaya yang berbeda, mulai dari Sabang sampai Merauke, tentu memiliki kearifan lokal. Namun kita harus membuka diri dengan budaya baru agar terjadi asimilasi budaya. Selain itu, kita juga harus memahami kondisi geografis daerah, agar mampu menyesuaikan gerak langkah sehingga program yang dicanangkan akan terwujud.

Wilayah-wilayah kecil di nusantara telah dijelajahi, hingga akan terciptalah Profil Pelajar Pancasila sesuai tuntutan Kurikulum Merdeka. Dengan harapan agar seluruh pelajar di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berbakti melalui kegiatan bela negara.

Selanjutnya, Iren, Purna Paskibraka Nasional dari Singkawang, menyampaikan bahwa salah satu motivasinya adalah kebanggaan bisa mengibarkan bendera merah putih. Selain itu cita-citanya ingin menjadi Polwan, karena Paskibraka menjadi salah satu pintu masuk. Melalui kegiatan di Paskibraka, maka Iren mampu melatih disiplin terhadap diri sendiri serta mengharumkan nama sekolah.

Sebagai upaya dari Kementerian Pendidikan agar program ini terinternalisasi, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Jika kita serius dan sungguh-sungguh, maka cita-cita akan tercapai. Kemdikbud mewadahi sekolah-sekolah, diberikan model-model untuk bela negara, sehingga kesadaran pada diri sendiri dengan kemauan, kekuatan karakter, kerja keras, prestasi merupakan wujud bela negara.

Anak muda harus termotivasi untuk ikut bela negara, baik yang di daerah perkotaan maupun pedesaan. Keberhasilan adalah milik kita semua, apapun yang kita cita-citakan sesuai dengan minat, pantang menyerah, akan bisa diraih dengan ketekunan. Bercita-citalah, tanamkan cita cita sedini mungkin, yakin akan berhasil.

Menjawab pertanyaan moderator, apakah di daerah terpencil sudah muncul bibit-bibit bela negara?. Maka sesuai pengalaman, Kemdikbud telah menyelenggarakan berbagai kegiatan sebanyak 12 kali, sebenarnya siswa punya potensi, yang dibutuhkan adalah wadah untuk berkreasi. Masyarakat di Pulau Selayar contohnya, untuk hal-hal baru mereka terpacu untuk belajar.

Dibidang Kewirausahaan, mereka mencoba berkreasi untuk memunculkan hasil maksimal. Juga melakukan kolaborasi dengan Babinsa, yang merupakan modal besar Profil Pelajar Pancasila, yaitu gotong royong. Sehingga mampu menjadi motor penggerak, agar potensi tersembunyi bisa terungkap ke permukaan. Intinya potensi anak desa dengan yang di perkotaan sama, yang penting berilah ruang agar mereka berkreasi, agar lebih percaya diri untuk memunculkan potensi. Dekati dan berikan program agar seluruh kegiatan berjalan dengan baik.

Dewasa ini, anak muda susah dinasehati, dari sudut pandang aksi nyata Kemhan, solusinya adalah adalah sebagai pelajar berbuatlah yang terbaik, taati semua peraturan yang dikeluarkan kemdikbud. Sebagai siswa SMA, maka ikutilah tata tertib, disiplin, belajar, jangan tawuran.

Sejatinya, dalam nilai nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan dasar bela negara di usia jenjang kelas 10 dan 11 SMA.

Karakter seorang pemimpin terbentuk di masa SMA, Indonesia butuh manusia yang berkualitas. Indonesia itu bhineka tunggal ika, jika tidak bhineka maka bukan Indonesia. Dengan keragaman budaya, bahasa, suku, otomatis berbeda tingkat kecerdasan, maka tenaga pengajar harus dididik agar kualitas pendidikan di Indonesia itu setara.

Harapan kita adalah agar kualitas pendidikan sama, tidak ada kesenjangan antara sekolah di kota dan desa. Sebagai salah satu bukti adalah para pemimpin kita ada juga dari daerah tidak melulu dari perkotaan. Maka tugas guru adalah mendidik siswa agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Biasanya anak muda masih labil, agar anak muda tidak gampang tersulut, dibutuhkan upaya khusus. Apakah upaya khusus tersebut?. Sejak dini, siswa sudah diberikan pemahaman nilai dasar bela negara. Maka yang dapat dilakukan saat ini adalah lebih mempertajam karakter kuat tentang bela negara, sehingga anak muda tidak lagi bertindak barbar.

Anak muda harus bangga jadi anak Indonesia yang punya prestasi. Jauhi hal hal yang tidak baik, jangan mudah terprovokasi, yang dapat dicegah dengan menanamkan nilai karakter bela negara. Selain itu, salah satu nilai dalam PPP, adalah mewujudkan kualitas pelajar Indonesia agar mampu meraih prestasi maksimal.

Pada bagian akhir kegiatan SMA Berkibar, ada pesan-pesan khusus yang disampaikan bagi seluruh anak muda, siswa SMA se-Indonesia. Iren menitipkan pesan, manfaatkan waktu muda untuk berkreasi, belajar agar mampu meraih prestasi. Selanjutnya, Akhiruddin menyampaikan bahwa kita ditakdirkan hidup di Indonesia, maka kita wajib bela negara sesuai kemampuan kita. Sebagai pelajar, jaga nama baik sekolah, tekunlah belajar, tetap semangat. Indonesia itu sangat kaya, luar biasa, kita bersyukur tinggal di Indonesia.

Brigjen Juvei Levianto berpesan, pelajar, jadilah role model, jadilah garda terdepan bela negara. Dan yang terakhir, Juandanilsyah berkata, jadilah sebagai generasi penerus dan duta bela negara, tanamkan cita cita maju bersama, hebat semua.

Akhirnya SMA Berkibar telah digelar. Semoga SMA Berkibar, beraksi membela negara menggema di sanubari seluruh pelajar SMA se-Indonesia.

Keripik Sanjay ada di Sumbar

Kopi Sidikalang di pulau Sumatera

Kita semarakkan SMA Berkibar

Beraksi membela negara

Salam literasi dari bumi Kualuh, basimpul kuat, babontuk elok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun