Mohon tunggu...
Masino Sinaga
Masino Sinaga Mohon Tunggu... Web Developer -

Web Developer yang lumayan rutin menuliskan pengalamannya di http://www.masinosinaga.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beberapa Contoh Sederhana untuk Melakukan Revolusi Mental

11 Agustus 2016   11:43 Diperbarui: 12 Agustus 2016   12:42 7261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal selanjutnya yang penting kita lakukan adalah menjaga keharmonisan di dalam lingkungan keluarga. Mulai dari lingkungan keluarga yang paling kecil, yaitu antara suami dengan istri, antara orang tua dengan anak-anak, antara sesama saudara (abang, kakak, adek). Setelah itu berlanjut kepada lingkungan keluarga lain seperti keluarga orang tua, keluarga saudara-saudara dari pihak suami maupun istri, antara mertua dengan menantu, antara paman dan keponakan, antara saudara sepupu, dan seterusnya. Sapa dengan ramah, dan saling memberi perhatian yang baik terhadap anggota keluarga, adalah contoh yang paling sederhana. Hindari pertengkaran dan perselisihan.

3. Bangun relasi yang baik dengan tetangga. 

Ketika relasi dengan anggota keluarga kita sendiri sudah baik, maka dengan sendirinya akan terbentuk relasi yang baik pula dengan lingkungan di sekitar rumah kita. Menjaga ketenangan lingkungan dengan tidak membuat keributan di lingkungan RT maupun RW. Jika kita saling berpapasan di jalan, sapalah dan tanyakan kabarnya. Terlihat seperti basa-basi, padahal bukan jika dilakukan dengan ikhlas. Sesekali kita juga beramah tamah dengan mereka. Berdiskusi dengan tetap saling menghormati. Hindari perselisihan dengan tetangga di sekitar lingkungan rumah kita.

4. Bangun relasi yang baik dengan teman kantor/sekolah. 

Bagi mereka yang bekerja di kantor maka bangunlah relasi yang baik dengan rekan kerja, termasuk antara atasan dengan bawahan. Bekerjalah dengan baik, jangan menunda-nunda pekerjaan. Bagi adek-adek yang masih sekolah atau kuliah, jagalah relasi yang baik dengan teman-temanmu. Jika bercanda, jangan kelewat batas. Jangan sampai menyinggung perasaan teman kita. Jujurlah saat kita sedang ujian dengan tidak menyontek, dan belajarlah sungguh-sungguh supaya tidak kesulitan saat ujian. Hormati guru-guru yang sudah bersusah payah mendidik kalian. 

5. Hormati hak-hak orang lain saat berada di jalan. 

Ketika kita bepergian dengan kendaraan sendiri, baik roda dua maupun roda empat, hormatilah selalu hak-hak orang lain saat kita berada di jalan raya. Hormati para pejalan kaki. Patuhi peraturan dan rambu lalu lintas. Jika ada larangan memutar (U-Turn yang dicoret), jangan memutar di situ, sekalipun tidak ada Polisi yang bertugas. Carilah U-Turn di depan yang memang diperuntukkan untuk memutar balik arah. Jangan sekali-kali melawan arus, khususnya bagi pengendara roda dua. Bagi kita yang pejalan kaki, menyeberanglah pada tanda Zebra Cross. Atau, menyeberanglah melalui jembatan penyeberangan. Jangan menyeberang di jalan saat lampu lalu lintas sedang berwarna hijau, karena di samping berbahaya bagi diri kita, juga mengganggu hak pengendara lain yang sedang melintas. Bersabarlah menunggu giliran hak kita di jalan raya.

6. Hormati wanita dan orang lanjut usia di kendaraan umum. 

Jika kita sedang berada di dalam kendaraan umum seperti bis kota atau kereta api, tawarkan dan berikanlah kursi yang sedang kita duduki kepada Ibu-Ibu (terutama Ibu Hamil), juga kepada Orang Tua yang sudah lanjut usianya. Tawarkanlah dengan ramah dan tersenyum. Yakinlah, jika itu kita lakukan dengan ikhlas, hati mereka pasti bahagia. Mereka juga bangga mengetahui bahwa bangsanya sendiri saling menghormati. Mereka tidak segan-segan mengucapkan terima kasih kepada kita, sambil di dalam hatinya mendoakan kita. Ingatlah, ketika kita didoakan orang lain, maka berkat akan terus mengalir ke diri kita.

7. Hormati hak orang lain dalam antrian. 

Jika kita harus mengantri, lakukanlah dengan tertib. Ikutlah dalam antrian itu. Jangan menyerobot hak orang lain yang sudah duluan mengantri. Sekalipun kita buru-buru, jangan menyerobot! Ingatlah, bahwa bukan hanya kita yang ingin cepat dilayani. Orang lain pun memiliki hak yang sama. Ingatkan orang lain yang tidak mau mengantri dengan baik. Yang diingatkan pun harus mau menerima teguran dari orang lain. Tidak perlu tersinggung. Bila perlu, minta maaf jika memang kita tidak tahu adanya antrian di situ. Itu lebih baik dan terhormat daripada justru melawan orang yang sudah menegur kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun