Mohon tunggu...
Mas Indra Putra Alamsyah
Mas Indra Putra Alamsyah Mohon Tunggu... Penulis - +62

Tata Kelola Pemilu dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Depan Demokrasi di Tangan Pemilih Pemula

18 Juli 2021   23:55 Diperbarui: 19 Juli 2021   00:38 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Millenial atau pemilih pemula identik dengan internet dan media sosial, data kemen infokom menyebutkan bahwa pemilih pemula biasanya menggunakan fasilitas tersebut untuk mencari informasi, komunikasi dan hiburan.

Statista sebuah perusahaan Jerman pada Tahun 2020 melakukan sebuah survei pasar dan konsumsi internet di Indonesia, hasilnya  menunjukkan bahwa pengguna media sosial pada usia remaja atau dikatagorikan pemilih pemula mencapai angka 30,3 persen dengan perincian 16, 1 persen laki-laki dan 14,2 persen perempuan, sedangkan untuk usia dewasa (25-34) angka penggunanya mencapai 35,4 persen dan pada usia lanjut (>55) angkanya jauh lebih sedikit dari dua sebelumnya.

Sekali lagi, dalam rangka meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih, pemerintah dalam hal ini KPU  harus memperhatikan peran penting dan pemilihan media sebagai sarana penyampaian sosialisasi dan pendidikan pemilih khususnya untuk pemilih pemula, media yang dimaksud adalah media sosial.

Sosialisasi dan pendidikan yang menggunakan media/sarana mainstream atau formal, cenderung memberi efek bosan (boring) dan kurang menarik untuk diikuti. Sebaliknya penggunaan media kekinian alias medsos yang dekat dengan millenial akan mempercepat penyampaian dan pemahaman atas tujuan dari kegiatan sosialisasi dan pendidikan kepada pemili pemula.   

Selain penggunaan yang tepat, isinya pun harus ramah dengan jangkauan nalar serta mudah diakses oleh, dimana dan kapan pun sehingga akan berimplikasi pada kepercayaan penyelengaraan dan penyelenggara Pemilu.

Akhir kata ...

Pemilu merupakan salah satu ciri penting dari negara demokrasi. Tidak ada negara demokrasi tanpa Pemilu. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu indikator penting susksesnya pelaksanaan Pemilu, semakin besar angka partisipasi, maka bisa dikatakan semakin demokratislah negara tersebut. Pemilih pemula merupakan salah satu segmen masyarakat yang terlibat dalam Pemilu

Pemilih pemula mempunyai karakter yang khas dibandingkan dengan segmen pemilih lainnya. selain minim pengetahuan dan pengalaman, pemilih pemula juga berpotensi besar untuk dimobilisasi oleh kepentingan politik yang cenderung mencari keuntungan pragmatis bukan edukatif.

Sosialisasi dan pendidikan bagi segmen pemilih pemula harus dilakukan secara masif dan sustainable agar narasi pelaksanaan Pemilu sebagai bagian dari pendekatan politik kewarganegaraan tidak terdistorsi dalam konotasi busuk dan sesat yang bisa mereduksi nilai-nilai luhur hakikat kedaulatan rakyat.

Pola sosialisasi dan edukasi harus adaptif dengan kondisi dan karakter pemilih pemula. Pemamfaatan dan penguasaan teknologi informasi dapat menentukan tingkat keberhasilan dari proses sosialisasi dan pendidikan pemilih. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka pemilih pemula di Indonesia akan semakin baik dari segi kuantitas dan kualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun