Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Rossi Merapat ke Petronas, Tim Pabrikan Bakal Kalah Pamor?

17 Mei 2020   12:29 Diperbarui: 17 Mei 2020   16:44 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim superbike, Foggy Petronas Racing membalap untuk terakhir kalinya di sirkuit Magny Cours Jerman pada 2006 | Crash.net

Kelangsungan karir Valentino Rossi di MotoGP 2021 menjadi perbincangan hangat di tengah absennya balap 2020. Sebelumnya, Yamaha melalui Lin Jarvis menjamin dukungannya terhadap Rossi jika masih akan berkarir di 2021. Namun bukan untuk berada di tim utama lagi.

Ke Tim Satelit, Rossi Turun Derajat?

Satu-satunya tim satelit Yamaha yang bertarung di MotoGP adalah Petronas SIC Racing Team (Petronas SRT). 

Sejak 2019 Petronas SRT menjadi suksesor Tech 3 yang hengkang ke KTM. Tech 3 tergoda oleh pabrikan asal Austria yang menawarkan fasilitas diantaranya spek motor yang sama dengan tim pabrikan. Hal yang tak didapatkan saat di Yamaha.

Di musim pertamanya, Petronas SRT sanggup mencuri perhatian melalui penampilan ciamik debutan asal Perancis, Fabio Quartararo. Monster Energy Yamaha sebagai tim pabrikan pun akhirnya mengikatnya dalam kontrak mulai 2021 mendatang untuk membalap bersama Maverick Vinales.

Kepastian serupa belum didapatkan Valentino Rossi di Petronas SRT. Bos Petronas SRT, Razlan Razali mengatakan bahwa timnya akan mengumumkan nama pebalap ke dua di kisaran Juli - Agustus tahun ini.

Selain Rossi, Petronas SRT pun mempertimbangkan nama lain yang merupakan pebalap mereka di Moto2, Xavi Vierge. Meski telah bertarung di kelas ini sejak 2015, Vierge belum menorehkan prestasi yang menonjol. Capaian terbaiknya adalah peringkat ke-11 di musim 2017 dan 2018.

Jika menerima Rossi di squad-nya, maka Petronas akan menyusul perlakuan spesial dari pabrikan sebagaimana saat Tech 3 menerima pinangan KTM dan Ducati yang menaikkan status Avintia Racing dari tim privateer ke tim satelit. 

Namun, Rossi pun harus rela jika ditempatkan sebagai pebalap ke dua di bawah muridnya, Franco Morbidelli yang akan menjadi pebalap utama sepeninggal Quartararo.

Kiprah Petronas di Dunia Balap

Petronas bukan sponsor kacangan di ajang motorsport.

Di kompetisi jet darat, sudah sejak 2010 mereka mensponsori tim elit Mercedes GP F1 Team. Saat itu, 30 juta Pounds digelontorkan ke tim yang menaungi Michael Schumacher dan Nico Rosberg. Hingga kini, tim asal Jerman itu mampu meraih 6 gelar juara dunia melalui Lewis Hamilton dan Nico Rosberg.

Tim superbike, Foggy Petronas Racing membalap untuk terakhir kalinya di sirkuit Magny Cours Jerman pada 2006 | Crash.net
Tim superbike, Foggy Petronas Racing membalap untuk terakhir kalinya di sirkuit Magny Cours Jerman pada 2006 | Crash.net
Di dunia balap roda dua, Petronas dan Sauber Engineering sebelumnya pernah membangun sebuah motor berkapasitas 899 cc untuk diikutsertakan di MotoGP. Prototype itu diberi titel GP-1. 

Namun akhirnya motor itu diturunkan di ajang World Superbike melalui tim besutan legenda superbike dunia, Carl Fogarty. Ambisi Petronas tak berbuah manis. Foggy Petronas dengan GP-1 yang bertransformasi menjadi FP-1 tak mendulang hasil positif di ajang balap motor produksi massal itu. Akhirnya mereka pun undur diri di penghujung 2006.

Kini, Petronas berpeluang meraih sukses di ajang tertinggi grandprix motor. 

Kedatangan Rossi di garasi mereka tentu akan menyita perhatian publik. Sebab pemberitaan mengenai Rossi hingga kini masih dinantikan oleh para penggemarnya. 

Meski begitu, Petronas tak mau begitu saja menerima superstar MotoGP itu. Mereka pun memberikan target kepada Rossi jika jadi bergabung. 

"Kami tidak ingin Valentino hanya mengakhiri karirnya di sini bersama kami. Kami tidak ingin itu hanya menjadi penutup baginya, kami ingin dia melakukannya dengan baik dan tampil kompetitif dan berjuang untuk podium,"kata Razali sebagaimana dikutip Crash.net.

Pada musim 2019 lalu, Rossi berada di peringkat ke-7 klasemen akhir. Torehan itu menjadi catatan terburuknya di grandprix motor. Peringkat yang sama diperolehnya saat membela tim merah, Ducati pada 2011.

Usaha Rebut Kembali Gelar, Yamaha Jor-joran

Rossi adalah sosok spesial di mata Yamaha. Di era 2000-an, dialah yang mengawali kemenangan Yamaha atas Honda yang hingga kini masih menjadi pabrikan tersukses di kelas utama. 

Kepindahaan Rossi ke Yamaha pada 2004 dibarengi dengan bergesernya mahkota juara dunia dari Honda. Gelar Honda itu pun dipersembahkan Rossi pada 2001 --melalui tim satelit Nastro Azurro-- dan 2002-2004 saat Rossi bergabung dengan Repsol Honda.

Gelar terakhir Yamaha diperoleh pada 2015 melalui Jorge Lorenzo. 

Kini, Yamaha mempersiapkan amunisi berlapis untuk merebut kembali gelar juara. Dari mempersiapkan ujung tombak di tim utama melalui duet Vinales dan Quartararo, menjamin dukungan penuhnya kepada Rossi hingga merekrut Jorge Lorenzo yang baru saja pensiun untuk dijadikan sebagai pebalap penguji.

Valentino Rossi saat bertarung di bawah bendera Gauloisses Yamaha 2004 | Metropolitan Magazine.com
Valentino Rossi saat bertarung di bawah bendera Gauloisses Yamaha 2004 | Metropolitan Magazine.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun