Ada yang bilang, work from home berpotensi menambah pengeluaran. Bisa saja hal itu terjadi. Karena banyak hal yang harus dipenuhi selama bekerja di rumah dimana pengeluaran itu tak termasuk pengeluaran regular.
Kecuali kopi itu harus ditemani dengan kripik tempe, peyek, kacang telor, pisang goreng, ubi rebus, pop mie, krip krip dan chicky balls.
 4. Koneksi Minim Hambatan .
Sambungan internet yang handal (dan murah) tentu menjamin kelancaran dalam bekerja. Yang biasanya kerja dengan dokumen hard copy, saat WfH harus buka file soft copy satu-satu. Online meeting atau sekedar chatting untuk koordinasi pastinya memerlukan koneksi internet yang mumpuni.
Kalau lemot, alamak..nambah stress, bo. Apalagi kalau kerjaan diburu-buru. Ibaratnya, stress karena kemacetan di jalan dipindahkan ke stress dalam menghadapi kemacetan jaringan.Â
Tempo hari, saat skema WfH akan dijalankan, IT adalah tim yang dibuat kerja ekstra keras. Sebab mereka harus membangun skema kerja yang dapat mengakomodir kebutuhan tiap departemen yang saling terkoneksi. Bahasa sederhananya, memindahkan flow kerjaan yang sehari-hari dilakukan offline ke dalam sebuah sistem sehingga bisa berjalan secara online.
Mereka pun harus mampu menjamin kelancaran proses kerja selama semua orang di rumah dan sekian ratus orang secara bersamaan mengakses server. Jika tidak, work from home tak akan berjalan dengan baik, setidaknya bagi sebagian departemen dalam sebuah perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H