Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saat Basuki dan Anies Beda Konsep Soal Solusi Banjir

2 Januari 2020   16:58 Diperbarui: 2 Januari 2020   23:30 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Jakarta 1 Januari 2020 | Foto: Kompas

Nikita Mirzani nyeletuk tentang banjir. Melalui akun instagramnya, dia melayangkan keluhan kepada Gubernur DKI mengenai musibah yang dialami sopirnya. Dalam instastory-nya, ia melempar pertanyaan kepada Anies Baswedan mengenai nasib sang supir yang semalaman nggak tidur karena kontrakannya terendam banjir. 

Banjir Awal Tahun, dari Mana Sumbernya?

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan analisanya mengenai salah satu faktor penyebab banjir di Jakarta. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB Agus Wibowo, intensitas hujan di awal tahun 2020 ini memang mencatatkan angka yang ekstrim dan merata. Hasil pengukuran di 3 stasiun pengamatan yakni TNI AU Halim (377 mm), Taman Mini (335 mm) dan Jatiasih (259 mm), semuanya berada di atas curah hujan yang mengakibatkan banjir besar di Jakarta (*)

Hanya intensitas hujan pada 2007 saja yang menunjukkan nilai yang bisa dibilang sebanding dengan pengukuran di 3 stasiun tersebut, yakni 340 mm. Hasil pengukuran di tahun-tahun lain cenderung lebih rendah dari itu. Banjir tahun 2007 merendam kurang lebih 60% wilayah DKI dan 80 korban meninggal dan 320.000 orang mengungsi serta menyebabkan kerugian material senilai Rp 4,3 trilyun.

Sementara itu Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Yusuf memberikan komentarnya dari sisi penanganan limpasan air. Menurutnya, kurangnya jumlah mulut saluran yang melimpaskan air dari permukaan ke saluran-saluran membuat air mengantri dan akhirnya mengakibatkan genangan. 

Sebaran banjir di wilayah Jabodetabek | Foto: BNPB
Sebaran banjir di wilayah Jabodetabek | Foto: BNPB
Dalam menangani bencana banjir kali ini, pihaknya mengerahkan 122 unit pompa mobile dan 474 pompa stasioner yang tersebar di 165 wilayah. Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyebutkan ada 19 titik genangan di berbagai wilayah di Jakarta (*). Selain itu, proses revitalisasi trotoar yang belum rampung ditengarai memberi andil dalam sumbatan yang terjadi di saluran-saluran air (*).

Senada dengan komentar BNPB, Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ( UGM) M. Pramono Hadi, mengungkapkan bahwa penyebab utama banjir Jakarta adalah hujan yang merata dan intensitasnya yang tinggi. 

"Itu penyebab utama karena hujan merata, dan jumlahnya banyak, dan kondisi 'surface storage' sudah jenuh dengan air,"demikian dikutip Kompas. Surface storage atau simpanan permukaan merupakan kuantitas air hujan yang dapat terserap oleh permukaan tanah dan tertampung oleh vegetasi di atasnya. Jika surface storage sudah mencapai titik jenuh, maka volume air hujan akan melimpas dan menjadi air permukaan.

Penanganan Banjir : Beda Basuki, Beda Anies

Saat data di lapangan menunjukkan persamaan analisa, perbedaan konsep penangan terjadi antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki  Hadimulyono dan Gubernur DKI, Anies Baswedan. Menurut pengamatan pak Menteri, normalisasi sungai memiliki andil yang utama dalam pencegahan banjir. 

Dikatakannya, kondisi aman ditemui di sepanjang 16 km dari 33 km sungai yang sudah dilaksanakan normalisasi. Sedangkan pada 17 km sisanya, masih ditemukan luapan karena adanya penyempitan dan permukiman warga. 

Sementara itu, Anies Baswedan memberikan argumentasi bahwa penanganan di daerah selatan Jakarta akan lebih memberikan efek daripada sekedar melakukan normalisasi. Ia pun memberikan contoh normalisasi yang dilakukan di sepanjang Kali Ciliwung di wilayah Kampung Melayu yang masih saja terjadi luapan saat debit air tinggi (*).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun