Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Distorsi Istilah "Moslem Fanatics" dalam Pertempuran Surabaya

30 September 2019   19:43 Diperbarui: 30 September 2019   23:02 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen the New York Times | Sumber archive NYT

Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama | Sumber Nahdlatululama.id
Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama | Sumber Nahdlatululama.id
Sejarah mencatat, pemicu aksi para jihadis di Surabaya itu adalah seruan bela negara yang dikumandangkan oleh para ulama di Jawa Timur yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. Bahwa benar, Resolusi Jihad tak pernah disebut secara panjang lebar dalam buku-buku sejarah selama ini. Mungkin hanya orang-orang tertentu yang tak rela sejarah besar itu terhapus begitu saja, yang kini mereka giat menyuarakan lagi kisah heroik itu.

Mereka yang diikuti fatwanya oleh para "muslim fanatics", yang menggariskan bahwa membela negara adalah sebuah kewajiban suci rasanya tak pantas untuk dibandingkan dengan para penyeru jihad masa kini yang sejatinya menyembunyikan agendanya di belakang punggung mereka.

Orang-orang masa kini itu telah meminjam paksa istilah historis "moslem fanatic" yang disandang para pejuang yang tergabung dalam laskar Hizbullah, para kiai dan para santrinya serta para pendamba kemerdekaan lainnya untuk disematkan pada bulu dombanya.

Dan nereka hendak meminjam seruan takbir Bung Tomo yang menggelorakan semangat bela negara dengan seruan takbir politik mereka.

Jangan lupakan sejarah, pun jangan membelokkan sejarah untuk kepentingan golongan.

"Ck,ck,ck..Opo gak isin to arek-arek iku. Wis salah, nyalahke, misuhan sisan", pungkas mbak Risma mengakhiri deskripsinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun