Namun anggapan bahwa ahli debat asal India itu menganut paham Salafi justru dibantahnya dalam sebuah dialog. Dalam pernyataannya, dia pun membuka fakta tentang adanya perpecahan di tubuh Salafi dimana di antara mereka kerap saling menyalahkan satu sama lainnya.Â
Dalam menyikapi Zakir, sebuah institusi pendidikan agama terkemuka di India, Darul Ulum Deobandi mengelurkan fatwa bahwa Zakir Naik adalah seorang yang tak memiliki pengetahuan mendalam dalam hal agama.
Dia disebut sebagai seorang ghair muqallidin yakni seseorang yang tak mengikuti salah satu mazhab diantara 4 mazhab yang masih eksis hingga kini (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah).Â
Dikatakannya bahwa seharusnya muslim tidak terpecah belah dalam berbagai macam sekte karena hal itu adalah larangan dalam al-Quran. Padahal menjadi seorang pengikut salah satu paham bukan berarti menafikkan pemahaman dari mazhab lainnya dan menganggap yang lain keliru. Mazhab hanyalah sebuah jalan yang dirintis oleh para imam/mujtahid dalam memahami al-Quran dan al-Hadits. Sehingga mengikuti imam mazhab pada hakekatnya pun adalah mengikuti rasulullah yang membawa risalah.
Namun bagaimanapun juga, bagi muslim pada umumnya, Zakir Naik tetap dianggap sebagai seorang jenius agama yang patut diikuti perkataannya, tak terkecuali di Indonesia. Meski pemikirannya menyelisihi pemikiran sekian banyak ulama yang lebih mu'tabar dari dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H