Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Zakir Naik, Salafi dan Kontroversi

18 Agustus 2019   19:12 Diperbarui: 19 Agustus 2019   06:12 2385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Zakir Naik | Foto malaysiakini.com

Syekh Ahmad Deedat (berjenggot putih) yang mrnginspirasi Zakir Naik, meski dalam beberapa hal mereka berbeda, diantara yang terdokumentasikan adalah mengenai perayaan Maulid Nabi. Di sampingnya adalah ulama kenamaan Saudi yang juga keturunan Rasulullah, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki al-Hasani. Beliau adalah pengarang kitab fenomenal
Syekh Ahmad Deedat (berjenggot putih) yang mrnginspirasi Zakir Naik, meski dalam beberapa hal mereka berbeda, diantara yang terdokumentasikan adalah mengenai perayaan Maulid Nabi. Di sampingnya adalah ulama kenamaan Saudi yang juga keturunan Rasulullah, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki al-Hasani. Beliau adalah pengarang kitab fenomenal
Pernyataan lainnya menyinggung tentang umat Hindu yang ada di negeri jiran itu. Dikatakannya bahwa umat minoritas itu memiliki hak 100 kali lebih banyak daripada umat Islam di India. 

Dipaparkannya juga bahwa umat Hindu di Malaysia justru lebih loyal kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi daripada Mahathir Mohammad. 

Saat ini, Kepolisian Diraja Malaysia telah menerima sekurangnya 115 aduan terkait pernyataan Zakir tersebut. Dia dianggap telah melakukan pelanggaran Pasal 504 UU Pidana tentang penghinaan yang disengaja dengan maksud untuk memprovokasi pelanggaran kedamaian. 

Dimintai pendapatnya mengenai pencabutan status permanent resident Zakir, Mahathir berkomentar tentang masih perlunya menunggu hasil penyelidikan polisi akan aduan itu. Jika terbukti bahwa perbuatannya merugikan maka pencabutan status itu mungkin saja dilakukan. 

Zakir Naik dan Salafi 

Zakir Naik dikenal publik sebagai penerus Syekh Ahmad Deedat, seorang ahli debat yang dikenalnya sejak 1987. 

Orang-orang pada umumnya melihat Zakir Naik sebagai seorang pengikut Salafi. Tercermin dari pandangan-pandangannya yang bersesuaian dengan pandangan orang-orang Salafi. 

Persamaan-persamaan itu diantaranya adalah pandangannya terhadap Maulid dan bid'ah pada umumnya, mensifati Allah sebagaimana makna literal ayat-ayatnya dan peng-haram-an tawassul. 

Orang-orang Salafi biasa menyebut Maulid sebagai sebuah perayaan yang tak ada di zaman nabi sehingga vonis haram jatuh kepadanya. 

Mengenai sifat Allah, para pengikut Syekh Muhammad bin Abdulwahhab itu mengecam adanya ta'wil dan memilih untuk mengambil makna sesuai dengan dhahir ayatnya, termasuk mengimani bahwa Allah bertempat di atas makhluk-Nya yang terbesar, 'Arsy dan meyakini Allah memiliki anggota badan selayaknya makhluk. 

Dalam sebuah rekaman, Zakir justru berbeda dengan Deedat, setidaknya tentang Maulid. Deedat berpendapat bahwa jutaan muslim merayakan hari lahir nabi itu termasuk dirinya, berbeda dengan Zakir yang menganggapnya bid'ah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun