Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menakar Kapasitas Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri

4 Juni 2019   07:24 Diperbarui: 12 Juni 2019   13:39 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas | Foto Viva.com

Itu keputusan hak prerogatif presiden, saya tidak akan nggege mungso (mendahului kenyataan). Tapi kalau memang ditugaskan, lha wong kita disuruh hadang HTI saja siap, apalagi jadi menteri,"ujar Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas.

Kemenangan Jokowi - JK pada event pemilihan presiden tahun 2014 lalu, tak lepas dari dukungan partai politik berbasis massa NU terutama partai pimpinan Muhaimin Iskandar, PKB. Megawati sebagai orang nomor 1 di partai pengusung Jokowi pun mengomentari dukungan yang diulurkan oleh Cak Imin itu dengan istilah kembalinya si anak hilang.

Pada 2019, Menakertrans pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu kembali mengarahkan PKB dalam memberikan dukungan kepada Jokowi. Partai berbasis massa NU lain, PPP, pun sejalan dengan PKB setelah Romahurmuzy ditetapkan sebagai ketua umum partai berlambang ka'bah yang sah.

Dukungan itu secara logis tak lepas dari lebih terakomodirnya kepentingan warga NU pada masa pemerintahan Jokowi - JK. Ditetapkannya Hari Santri Nasional untuk menandai peran santri pada masa kemerdekaan, pengadaan dan penyaluran kredit ultra mikro (UMi) atau dukungan terhadap Islam Nusantara bisa diambil sebagai contoh dari wujud apresiasi pemerintahan terhadap kontribusi NU.

Manuver PKB bukan tanpa resistensi. Ada sebagian kalangan di internal NU yang menganggap ormas Islam terbesar itu telah dipolitisasi sehingga menyuarakan kembali khittah 1926 sebagai tanda bahwa NU yang tak terlibat politik praktis. Dalam praktiknya, sebagian orang yang terlibat dalam kelompok ini secara terang-terangan memberikan dukungan terhadap Prabowo karena mengharapkan kekalahan Jokowi. 

(Baca : NU, Terbelah karena Politik? )

Namun kini nampaknya suara itu tersisihkan dengan euforia kemenangan Jokowi yang menggandeng mantan Rais Am PBNU, KH. Ma'ruf Amin. 

GP Ansor, Kiprah dan Skenario Menteri 

Itu keputusan hak prerogatif presiden, saya tidak akan nggege mungso (mendahului kenyataan). Tapi kalau memang ditugaskan, lha wong kita disuruh hadang HTI saja siap, apalagi jadi menteri,"ujar Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat berpidato di depan para peserta silaturahmi pengurus Ansor se-Jawa Timur di Surabaya, Minggu (2/6/2019) lalu, sebagaimana diberitakan Viva.

Pada masa kepemimpinannya, di bidang keagamaan GP Ansor masih konsisten menyuarakan basic concern NU terhadap "radikalisme" Salafi - Wahabi. 

Mengenai paham itu, adalah sebuah muktamar yang diselenggarakan pada 2017 lalu di Republik Chechnya telah menelurkan beberapa putusan yang dinilai menyingkirkan Salafisme dari lingkaran penganut ahlussunnah waljama'ah. Disebutkan dalam salah satu pasal putusannya bahwa ahlussunnah wal jamaah adalah muslim yang menganut akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah. Sedangkan Salafi mengatakan bahwa Asy'ariyah dan Maturidiyah sebagai paham yang sesat.

NU sebagai salah satu ormas yang berakidah Asy'ariyah, sejak berdirinya konsisten pada pijakannya tersebut. Pun saat ini dimana Salafi sudah merangsek ke dalam masyarakat muslim tanah air melalui sokongan media dan para dainya. GP Ansor sebagai sayap kepemudaan NU pun merasa terpanggil untuk melakukan upaya penangkalan Salafisme sehingga terjadilah kasus penolakan Khalid Basalamah di Jawa Timur dan insiden-insiden serupa lainnya.

Sebenarnya upaya itu bukan hanya dilakukan oleh GP Ansor dan NU karena media merekam hal serupa yang dilakukan oleh FPI meski tak sampai menimbulkan friksi antara anggota FPI dan pengikut Salafi di lapangan. 

( Baca : Romansa Perlawanan FPI terhadap Pemikiran Wahabi )

Kemah Pemuda Islam 2017 yang diadakan di pelataran Candi Prambanan diikuti oleh GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah | Foto kumparan.com
Kemah Pemuda Islam 2017 yang diadakan di pelataran Candi Prambanan diikuti oleh GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah | Foto kumparan.com

Paham transnasional lain yang mendapat porsi penolakan serupa adalah paham khilafah yang diserukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Organisasi beragenda politik yang ber-taqiyah sebagai ormas itu tak jarang mengambil hati sebagian masyarakat karena dianggap sebagai representasi golongan yang benar dalam memperjuangkan kejayaan Islam. 

Meski banyak orang menilai bahwa NU dijadikan sebagai bumper dari kalangan Islamis dalam pemberangusan HTI namun hal itu tak serta merta menyingkirkan dalil-dalil naqli yang dijadikan NU sebagai hujjah menolak kampanye khilafah.

(Baca : Maaf Pak "Kwik", Anda Keliru..)

Di lain pihak, GP Ansor tetap berhasil menjalin kebersamaan dengan ormas kepemudaan lain diantaranya Pemuda Muhammadiyah. Kemah Pemuda Islam yang diselenggarakan di pelataran Pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah pada 16-17 Desember 2017, menjadi bukti kebersamaan para pemuda Muhammadiyah dan NU. 

Dan dalam silaturahmi silaturahim PBNU-Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta semalam, Rabu (31/10/2018) dinyatakan bahwa Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor akan mengoptimalkan kerjasama di bidang kemanusian khususnya dalam penangan bencana.

Peran lain GP Ansor mewujud dalam gerakan peduli lingkungan diantara yang tercatat media adalah kegiatannya di Pulau Bawean dan Way Kanan Lampung. Pada masa kepempinan Saifullah Yusuf (kini menjabat salah satu ketua PBNU) di tahun 2006, GP Ansor dan Kementerian Lingkungan Hidup menandatangani MoU kerjasama penanganan masalah lingkungan yang segera dilanjutkan dalam dukungan terhadap proses pemulihan kawasan terdampak tsunami di Pandanaran Jawa Barat.

Ketua Bidang Ekonomi GP Ansor Ranting Bugel Kedung Jepara M Syukron Makmun (tengah) dalam peluncuran Beras Super Uenak | Foto NU Online
Ketua Bidang Ekonomi GP Ansor Ranting Bugel Kedung Jepara M Syukron Makmun (tengah) dalam peluncuran Beras Super Uenak | Foto NU Online

Bukan itu saja, GP Ansor juga terlibat dalam pendampingan petani dalam menuju kemandirian ekonomi pangan. Diantaranya melalui peluncuran Beras Ansor di Genuk, Semarang dan Beras Super Uenak di Kedung, Jepara. 

Bukan hanya berhenti pada produksi beras, GP Ansor (dalam hal ini GP Ansor Jepara) sedang mengembangkan produksi komoditas rumah tangga lain seperti minyak goreng, sabun dan pasta gigi. Dan bukan tak mungkin hal itu akan menular ke cabang-cabang lain demi tercapainya kemandirian masyarakat.

Menakar Kapabilitas Gus Yaqut

Melihat kiprah sayap kepemudaan NU itu, wajar saja jika putra KH. Cholil Bisri itu percaya diri jika nantinya dipanggil masuk ke jajaran pembantu presiden. Selain ditopang dengan peran organisasi yang dipimpinnya, pengalaman Gus Yaqut yang menjadi anggota DPR RI Pengganti Antar Waktu (PAW) legislator PKB Hanif Dhakiri itu cukup banyak.

Aktivitas organisasi Gus Yaqut sebenarnya sudah dimulai semenjak aktip dalam organisasi kemahasiswaan NU, PMII di tahun 1996 - 1999. Saat itu dia tengah menempuh studinya di Universitas Indonesia, Depok.

Sebelum menjabat sebagai Ketum GP Ansor, Gus Yaqut pernah mengemban amanat sebagai Wakil Bupati Rembang periode 2005 - 2010. Sedangkan pada 2007 - 2012, dia diserahi tugas sebagai Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah.

Jadi, jika Anda menjadi Jokowi, posisi apa kira-kira yang bisa diserahkan kepada sosok Yaqut Cholil Qoumas terlepas dari isu bahwa adik Yahya Cholil Staquf itu masuk dalam bursa menteri kabinet Kerja untuk posisi Menpora? 

Di bidang sosialkah, pemberdayaan desa tertinggal atau justru berhubungan lingkungan hidup? Karena jika ditilik dari peran GP Ansor yang dipimpinnya, tentu Gus Yaqut sudah tak asing lagi dengan berbagai macam peran kemasyarakatan yang bersinggungan dengan banyak aspek dari bidang kepemudaan, sosial hingga lingkup yang bersinggungan dengan ketahanan negara dalam menghadapi paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun