Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadanku Yang (Tak) Lebih Baik

9 Mei 2019   19:01 Diperbarui: 16 Mei 2019   23:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok / jejaknabawi.com

"Bagaimana kabar Ramadanmu kali ini?"

Tiba-tiba suara itu muncul saat ku tengah menanti tibanya waktu Dhuhur. Sejenak aku terdiam, lalu kujawab, "Aku berniat untuk menjadikannya lebih baik dari tahun lalu."

Beberapa detik hening, lalu muncul lagi suara itu."Benarkah kau sudah melakukannya? Memperbaiki niatmu untuk menjadikanmu pribadi yang lebih berbakti pada Tuhanmu?"

"Insyaallah",jawabku singkat.

"Namun mengapa aku masih belum bisa melihat kesungguhan niatmu? Tak ada perubahan berarti dari apa yang kau lakukan dalam beberapa hari ini dengan apa yang terjadi tahun lalu?",sergah suara itu tanda menafikkan apa yang kukatakan beberapa detik sebelumnya.

Belum sempat ku berkata, dia menyambung kalimatnya yang terjeda,"Niatmu tak cukup besar untuk mengalahkan kepentingan duniawimu, tak cukup pula untuk menggerakkanmu untuk meninggikan derajat pengabdianmu pada Rabb-mu, karena kau masih menjadikan dunia menjadi penyanderamu."

"Maksudmu?",kupotong perkataannya untuk menyatakan keingintahuanku.

"Kau masih membanggakan dirimu saat melihat orang lain yang kau nilai tak serajin dirimu dalam ibadah. Kau pun masih menyia-nyiakan waktumu bahkan kau gunakan untuk menggunjing, membicarakan yang tak perlu, mengeluh dan perkataan sia-sia lainnya. Kau masih berlebihan dalam memenuhi syahwat perutmu, kau pun tak berusaha menggapai setiap kebaikan yang ditawarkan oleh banyak pintu tempat peribadatan yang mengisi malam dengan berbagai amal saleh, kau pun masih jarang berbagi dengan sesama yang membutuhkan uluran tangan orang lain. Kau pun masih menganggap kebaikan yang kau lakukan akan dapat menebus kenikmatan ukhrawi yang kau dambakan. Dan aku melihat hal itu semua di Ramadanmu yang lampau", suara itu lugas membeberkan semua hal yang ternyata benar adanya.

Sejenak kupejamkan mataku. Lalu terbayang semuanya di pelupukku.

Aku yang selalu berusaha menjadikan pekerjaan sebagai media untuk mendapatkan ridha-Nya, pada kenyataannya adalah media untuk mendapatkan ridha atasanku. Aku yang selalu merasa mengagungkan sang Rabb, ternyata justru lebih mengagungkan undangan rapat kantor yang menerjang waktu shalat. 

Aku masih menganggap semua kenikmatan yang dikucurkan-Nya sebagai sebuah kewajaran, sehingga kurang rasa syukurku pada Tuhan yang hanya kusebut namanya saat kubutuhkan.

Aku yang tak suka dengan kebohongan, ternyata telah dibohongi oleh nafsuku sendiri yang selalu berpikir akan adanya kesempatan lain dalam berbuat baik sembari melewatkan kesempatan berbuat baik di depan mata. 

Aku telah menyia-nyiakan niatku melalui ketidakmampuanku dalam menggerakkan jasmaniku. Apakah niat seperti itu akan mendapatkan balasan baik dari Yang Kuasa? Atau justru akan dinilai sebagai hal yang tak mengubah apa pun.

Sekilas aku ingat sebuah perkataan, "Hidayah tak datang dengan sendirinya".

Namun hingga kini, ternyata aku hanya mempunyai segenggam niat untuk menjemputnya. Tak lebih.. 

Lalu bagaimana aku bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik nantinya? Sebuah pertanyaan yang aku tahu jawabnya, namun tak mampu kunyatakan dalam perbuatan.

Ya, Ramadan. Semoga Ilahi Rabbi menggumpalkan asaku untuk memuliakanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun