Film bergenre action ini dirilis Maret 2019 oleh Netflix. Mengambil tema perang melawan kartel obat bius di Kolombia, film ini menghadirkan Ben Affleck, Charlie Hunnam, Oscar Isaac, Pedro Pascal dan Garret Hedlund.
Mereka berlima memerankan para veteran Delta Force yang sudah mundur dari kesatuannya. Kelimanya memiliki jalan hidup masing-masing yang bisa dibilang tak layak bagi mantan abdi negara. Hanya Santiago "Pope" Garcia yang memiliki pekerjaan cukup menjanjikan yakni sebagai seorang penasehat militer di kepolisian Kolombia.
Adegan dibuka dengan keberangkatan Pope dan sepasukan polisi Kolombia yang akan melakukan penggerebekan sindikat seorang pimpinan kartel bernama Lorea. Back sound berupa lagu lawas milik Metallica -- For Whom the Bell Tolls -- seolah menjadi genderang yang ditabuh sebelum pertempuran.
Namun sayang, jatuhnya banyak korban dari aparat Kolombia tak terbayar dengan tertangkapnya si gembong narkoba. Interogasi terhadap para anak buah Lorea yang tertangkap pun tak menghasilkan informasi akurat. Namun beruntung, Pope mendapatkan info keberadaan Lorea yang berada di tengah sebuah hutan dari seorang informan cantik bernama Yovanna (diperankan Adria Arjona).
Perburuan pun dilakukan, diawali dengan usaha Pope untuk me-regroup kesatuannya dulu saat di US Army. Maka terjadilah reunifikasi Pope, Tom "Redfly" Davis (Ben Affleck) si penjual kondominium, William "Ironhead" Miller (Charlie Hunnam) si motivator bagi para kadet, adik William yang jadi petarung bebas, Ben Miller (Garret Hedlund) dan terakhir mantan pilot yang dicabut izinnya karena ketahuan membaca kokain, Francisco "Catfish" Morales (Pedro Pascal).
Dari keempat orang yang bergabung dalam operasi senyap itu, Redfly yang paling ragu hingga sehari sebelum operasi dijalankan. Namun apa lacur, berlimpahnya uang yang mungkin disimpan Lorea di safe house-nya, membuat Pope dkk nekad untuk melakukan lebih dari sekedar misi pengintaian.
Untuk meminimalisir korban termasuk dari keluarga Lorea, tim Pope melakukan operasinya saat keluarga Lorea melakukan ibadah Minggu ke gereja di luar safe house. Di sinilah Yovanna kembali berperan dengan informasinya dan sebuah van yang disediakan untuk melarikan diri.
Operasi itupun berjalan lancar, minim korban dan berhasil membawa kabur US$ 250 juta. Dan tentu dengan meninggalkan Lorea yang tak bernyawa.
Namun sayang, rencana tim Pope untuk menyeberangi pegunungan Andes gagal karena heli yang mengangkut mereka mengalami kecelakaan dan jatuh di sebuah perkampungan.
Di situlah awal kemalangan yang menimpa Redfly. Perselisihan mereka dengan warga desa menimbulkan korban beberapa orang penduduk. Namun Pope dengan lobi-nya berhasil menyelesaikan masalah dengan memberikan beberapa gepok uang sebagai ganti rugi.
Perjalanan ke arah pantai dimana kapal mereka menunggu pun berlanjut. Dengan beberapa keledai yang didapatkan dari penduduk desa, tim kecil itu menyeberangi belantara dan mengarungi bukit batu selama beberapa hari.
Malang tak bisa ditolak. Redfly terbunuh saat terjadi baku tembak dengan anak penduduk desa yang tewas saat terjadi konflik dengannya beberapa hari sebelumnya.
Tim yang tersisa pun memutuskan untuk membawa jenazah Redfly pulang. Dengan konsekuensi meminimalisir hasil rampasan yang jutaan dolar itu.
Singkat cerita, mereka berempat berhasil kabur hanya dengan membawa US$ 5 juta di ranselnya masing-masing.
Beberapa hari kemudian, di hadapan seorang pengacara, pembagian hasilpun dilakukan. Namun pembagian itu batal karena 4 anggota yang tersisa memutuskan untuk memberikan setiap peser bagiannya ke dalam hak perwalian anak Redfly, Tess.
Dari plot cerita dalam film ini, kita diajak untuk menyaksikan bahwa sebuah persaudaraan memiliki harga yang jauh lebih tinggi daripada sekedar materi, berapapun jumlahnya.
Dengan menjadikan orang lain sebagai sahabat maka kebersamaan itu akan menjalar ke seluruh anggota keluarga. Dan rasa kebersamaan itu akan menimbulkan rasa simpati yang mendalam dan tanggung jawab kepada setiap mereka yang mengalami kesulitan.
Namun sampai akhir film, saya belum juga ngeh kenapa film ini diberi judul "Triple Frontier". Kasih tahu dong, gaes..
●●●
* Baca juga tulisan saya yang lain :
★ "Pak Ndul-isme" ★ Rania ... ★ Puisi | Wahai Negeriku, Semoga Kau Baik-baik Saja
○○○
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI