Meski lirih, ku mendengar..
Riuh tawa, sesekali jerit teriak terdengar, kemudian hening
"Hah!!" mengalir darah segar dari celah pintu teater, bak nyala lava
Pembunuhan imaji telah terjadi!
------
Ku buka kembali buku, pada bab Lima, halaman Empat Ratus Tujuh tertulis:
"Dalam kagum dan tawa, imajinasi manusia larut diracun, mati dibunuh oleh manja visual!"
Ku baca catatan kakinya:
"Di balik keterbatasan rupa baris kata, bangunlah istana imajinasimu sendiri!"
Kalimat terakhir Bab Penutup:
"Kau berpunya dunia apabila berimajinasi padanya, bukan cekok dunia mereka!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!