Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi Hukum & Politik

31 Desember 2015   20:45 Diperbarui: 26 September 2016   18:09 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah tulisan dan puisi (lebih banyak pada bentuk sajak) terkait dengan tema/perihal Politik. Terbagi ke dalam empat Bagian, yakni: I. Eksekutif, II. Legislatif, III. Pemilu dan/ Pilkada, IV. Umum Politik.

Karya: Imam Muttaqin. Selamat menikmati:

I. EKSEKUTIF

1. Kenapa? Apakah Kau Tersandera Di Istana?

2. Titahmu Untuk Dirimu

3. Lumpur Fitnah Amarah

4. Ahok Bukan

5. Sajak Buatan SN

6. Suara Tanda Percaya

7. Warung Kopi Para Menteri

II. LEGISLATIF

1. Kalian Pengutil, Bukan Wakil!

2. Monyet: "Dasar Monyet!"

3.

III. PEMILU / PILKADA

1. Sepi Meski Serempak Bersama

2. Tikus Bertopeng Kucing

3.Sajak Meraung

4. Tersadar, Pilkada Ku Memilih Siapa

5.Suara Dari Bilik Suara

6. Warung Kopi Milik Para Menteri

7. Belajar Teater

8.  

IV. Lain-lain (UMUM POLITIK)

1.Ibu, Kini Kisah Kancil Tiada Lagi Sama (Salim Kancil)

2. Ketika Lelah Bersuara (Pelemahan KPK)

3. Puisi Kebencian (Pelarangan Anjuran Kebencian)

4. Pahlawan Yang Mana? (Perilaku Elit)

5. Di Praha, Rindu Menatapmu (Nasionalisme)

6. Rasa Mendengar Rekaman Itu (Penyadapan)

7. Mundur Dari Jabatan

8. Pelacur Kelas Atas (Perilaku Politik)

9. Hentikan Drama, Tutup Tirainya! (Frustasi)

10. Dasar Jangkrik! (Rakyat)

11. Petir Getir (Aspirasi)

12. Kudeta (Represif)

13. Awas Bunglon (Oportunis)

14. Kalian Kenapa? (Kisruh debat)

15. 

-----------------------

Antologi Puisi tema lain:

BIJAK KEHIDUPAN |  BUDAYA DAN SASTRA |  CINTA DAN PENDIDIKAN | EKONOMI  |  ANTI-KEKERASAN |  LINGKUNGAN-ALAM  | URBAN  |

_________________

sumber ilustrasi foto |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun