semesta entah kemana, mungkin sibuk mencari tangannya
dua rasa yang pernah sama, sebatas pernah,..
kini menatap arah berbeda,.. mungkin juga buta..
Â
pisah karena banyak alasan,.. banyak alasan ketika pisah..
tulang serasa lubang meruang,.. ada desir tanpa ombak tanpa pasir..
berapun gula teraduk,.. pahit kenyataan tertelan tiap tegukan..
hari-hari berlari,.. hingga tanggal tertinggal jauh tiada tampak..
Â
satu ingatan terbuang terlupa,.. tanpa tahu dua datang menyapa..
kota serasa penjara, ada cuil cerita tertinggal tiap sudutnya..
menatap senyum pada foto, senyum berbeda balasannya..
ada dosa terbuka, luka menganga, tawa bersama,.. tulus doa kebaikan menutupnya..
Â
tak ada lagi rupa teraba,.. tiada kisah manis untuk ditulis...
tak ada lagi tersisa angan,.. semua terbawa kenangan..
             ***
__________________
Sumber ilustrasi foto
Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI