semesta entah kemana, mungkin sibuk mencari tangannya
dua rasa yang pernah sama, sebatas pernah,..
kini menatap arah berbeda,.. mungkin juga buta..
Â
pisah karena banyak alasan,.. banyak alasan ketika pisah..
tulang serasa lubang meruang,.. ada desir tanpa ombak tanpa pasir..
berapun gula teraduk,.. pahit kenyataan tertelan tiap tegukan..
hari-hari berlari,.. hingga tanggal tertinggal jauh tiada tampak..
Â
satu ingatan terbuang terlupa,.. tanpa tahu dua datang menyapa..
kota serasa penjara, ada cuil cerita tertinggal tiap sudutnya..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!