Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Selepas Asap Menguap, Sawit Berderet Terbit..

3 Desember 2015   13:08 Diperbarui: 3 Desember 2015   13:08 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Api tak lagi menari,.. pamit asap menguap pergi

Gambut rata binasa,.. kosong tatapan tersisa

Guyur hujan luruhkan ingatan,.. hayutkan kesadaran

Satu dua bulan berselang,.. tiada lagi mengenang

----

Semua lupa untuk kembali, tuk mengganti lestari

Semua seolah pergi, kabar ini tiada yang mencari

Tak ada lagi urusan, tak perlu mencari siapa pembakar hutan

Ternyata tuju ratap tangis itu bukan untukku, hanya sebatas dangkal keluh hidupmu

----

Ragam hayati tinggal cerita,.. lapang hamparan pasrah menerimanya,..

Pasrah menerima segalanya,.. segalanya..

Kini mereka datang kembali,.. bukan dengan minyak dan api..

Mereka datang dengan ribuan,.. ribuan bibit sawit serupa seragam..

----

Bukan ini kondisi ku pinta,.. tiada suka pada mereka,..

Dalam banjar kaku,.. mereka berderet membisu..

Hadir bukan tuk menemaniku,.. namun melayani rakus kuasa keinginan..

Ya, mereka sebatas tamu,.. tamu tanpa undangan rinduku..

----

Apakah bencana masih teringat terbaca olehmu?

Apakah kabarku kini masih menjadi pedulimu?

 

                                        ***

Membuka Ingatan, Menggungah kesadaran. Berharap Bencana Asap tiada lagi terulang di tahun depan, berharap alam kembali lestari.

_________________________________________

Tulisan/Sajak/Puisi lainnya terkait Bencana Asap:

Asap Itu Adalah Kabar Kematianku!

Orang Utan Bermasker Mengutuk!

_________________________________________

Sumber ilustrasi foto (bagian bawah; bagian atas dari GreenPeace) olah foto oleh penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun