Ku mampu mencium dan mengenali. Pesan kabar dalam lembar daun,..berkali ku kirim seiring musim.. menutup kering tanah merindu,..
Tak jarang kami berbicara. Berbincang kapan membuka serempak kelopak, dan kapan berbuah memberi sesaji bumi..
Selebihnya kami sama sepertimu. Merasakan perih sayat kesakitan, mendamba damai bahagia, dan menua bersiap mati.
Persis sama sepertimu. Jika buah kebaikan tiada berbalas, hilang dicuri kelelawar, jatuh lapuk membusuk, sakit kala digigit, atau mati tertebas gergaji.. maka kami tetap berusaha,. hidup, tumbuh, berbuah,.. terus setia dalam peran dharma kehidupan...
-----
Lebih lega jika kau anggap kami pepohonan bukan sebatas rendah kasta flora. Ya, kami, kamu, fauna.. semua sama, sama-sama makhluk ciptaan-Nya.
Jika pun masih ada jarak pembeda, maka itu sebatas manusia berpunya akal, budi, dan budaya. Karenanya, perlakukan kami selayà k perilaku manusia berakal, berbudi, dan berbudaya..Â
                                          ***
_________________________
sebuah upaya tulisan meraba wakili suara Pohon di Hari Pohon 21 November (2015). Semoga pembatatan hutan melambat, penebangan pepohonan di kota tidak terus terjadi. Sebaliknya, lebih banyak pohon yang ditanam :)
sumber ilustrasi foto