Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi Kebencian

6 November 2015   13:47 Diperbarui: 6 November 2015   14:35 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

".. Pikiranku tiada utuh.. jauh dari manis bibir Mario Teguh. Ku hanya benci kenapa berfikir sehat teramat berat,..

Sebelum titik, ku tersadar.. satu yang melegakan adalah menyuarakan kebencian!"

_______________________________

Pekik dering alarm hadir tanpa toleransi,.. ingkar ku bunuh!. Ku benci!

Hangat pagi ku ingin, malah dapati air dingin!. Ku benci!

Penjual bubur belum jua lewat, seolah tidak kenal telat!. Ku benci!

---

Jalanan macet parah, muntah sumpah serapah!. Ku benci!

Nyala merah tepat saat hendak melintas lewat,.. sial!. Ku benci!

Berhemat lauk kerupuk,.. ini melempem bukan empuk!. Ku benci!

---

Hanya gerimis tipis..belum deras menghujam,.. alam sungguh kejam!. Ku benci!

Gaji tiada imbang pikir-tenaga terbuang,.. .Ku benci!

Debt Kolektor menagih seolah tanpa letih,.. .Ku benci!

---

Senja tertutup awan..tiada santap pemandangan, Hffftt.. .Ku benci!

Makan malam menu ulangan..sungguh bosan!. Ku benci!

Televisi sesak kabar berita..masih saja nalar susah mencerna!. Ku benci!

Ganti channel hiburan..menyuguhkan indah mimpi,.. tiada mampu terbeli!. Ku benci!

---

Malam kumpul tetangga..berisi tukar kisah derita!. Ku benci!

Lanjut malam merenung diri..apalagi ini!(?).. Diam tanpa solusi!. Ku benci!

---

Ku tak berasa pada hidup manusia yang lain.. itu urusan lain. Ku hanya benci diri ini,..

Kehidupan juga sama.. tak berasa padanya. Hanya benci kenyataan yang ku dapati,..

Pikiranku tiada utuh.. jauh dari manis bibir Mario Teguh. Ku hanya benci kenapa berfikir sehat teramat berat,..

Sebelum titik, ku tersadar.. satu yang melegakan adalah menyuarakan kebencian!

___________________________

Yogyakarta, 6 November 2015.

Sebuah tulis-sapa atas Surat Edaran Larangan Ujaran Kebencian

Sumber ilustrasi foto

Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun