Mohon tunggu...
Mas Imam
Mas Imam Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

..ketika HATI bersuara dan RASA menuliskannya..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Satu Matahari Khusus Untukmu

21 Oktober 2015   08:07 Diperbarui: 5 November 2015   11:37 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"..Sobat, ku sampaikan padamu, bahwa apa yang kau nilai sebuah KEBENARAN.. seringkali itu semua hanyalah sebatas KEYAKINAN,.. belum tentu kebenaran. Senilai dengan keyakinanku yang berbeda.."

______________________________________

apakah itu matahari yang lalu?. | Mmmm... bukan, itu matahari baru

Itu matahari kemarin katamu. | Sekali lagi bukan!, itu matahari benar-benar baru!

Itukah yang diajarkan guru IPA-mu?. Sekarang ku bertanya, apakah guru IPA-mu pernah bergandeng berjalan bersama matahari?

---

Ku katakan padamu, matahari kemarin telah pergi, pergi dalam perpisahan saat senja syahdu. Bahkan mungkin saja saat ini telah leleh..padam tak bernyawa..

Huh, masih saja kau sangkal dengan kau katakan: "lihatlah dengan matamu!, itu matahari yang lalu!, lihatlah bentuknya!, sama persis tiada beda?!. | Apakah zebra berbelang sama berarti mereka satu? Apakah loreng tangis hitam cheetah serupa sesamanya berarti mereka tiada kawanan?

---

Kawan, ku katakan kepadamu bahwa meski sekilas sama namun matahari itu berjuta adanya! Tuhan telah memberikan satu matahari khusus untuk penanda terang kisah satu hari berlalu,.. satu matahari khusus untukmu,..

Nih foto! | Aduh apa lagi ini? hhft. Tidak salah dan boleh saja kau suguhkan foto antariksamu, tapi sadarilah itu semua bukan matamu sendiri bersaksi, itu teropong dan nalarmu yang bersepakat.

Ku tahu.. kau sendiri tiada utuh melihat bumi menari seolah gasing, juga tiada utuh melihat bumi berbaris mengagumi matahari. Toh jika mampu, maka selama itu.. untuk itu semua.. kau hendak duduk dimana mengamatinya?

---

Sobat, ku sampaikan padamu, bahwa apa yang kau nilai sebuah KEBENARAN.. seringkali itu semua hanyalah sebatas KEYAKINAN,.. belum tentu kebenaran. Senilai dengan keyakinanku yang berbeda.

Duniamu kaku, tidak berimbang.. kau beri terlalu banyak ruang gerak bagi nalar dan indera ragawi mencerna semesta, itupun sebenarnya kau tiada pernah mendengarnya, merabanya, mengendusnya, menciumnya secara langsung. Berilah kesempatan yang sama untuk hati dan imajinasi.. itu akan membuat hidupmu semakin lengkap penuh arti,..

---

Jangan merenung, bingung, atau bersedih,.. ku hanya sekedar ingin berbagi bahagia di pagi ini. Berbahagia karena aku, kamu, kita semua masih diberi-Nya matahari lagi untuk hari ini.

Semoga harimu bersama mataharimu hari ini.. membawa kebaikan dan kenangan indah untuk hidupmu,..

____________________________________

sebuah tulisan pagi untuk istriku terkasih Desi Indriyanti, putriku tersayang Nafisah Sekar Barailmu, dan semua penulis fiksiana,..

penuh cinta dan salam fiksi!

[sumber ilustrasi foto]

Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun