kalian mau apa lagi??
ingatlah.. kami tuan rumah, dan tentu kalian tahu kalau diri kalian adalah tamu,..
tapi apa? kalian babat lebat rimbun daun dahan, tebang batang berjuta julang cawang..
-----------
dalam raungan yang berserak.. kami mengalah, bergerak menjauh dari rambah jamahmu..
dan tetap saja, dari sini ku masih melihat kalian datang mendekat menebang tanpa ragu bimbang..
-----------
apa mau kalian?
apa yang kalian cari?
apakah kalian mencari kayu untuk bingkai kanvas egomu? bukankah kayu adalah badan pohon, badan ibu kita!
apakah kalian mencari lahan? bukankah limpah makanan telah tersaji di belantara ini
-----------
dupa aroma kota telah menyihir kalian,.. kalian tiada sadar.. pohon tetumbuhan bukanlah flora.. mereka hanya berjalan tumbuh dalam dimensi waktu yang berbeda..
Mereka lebih matang,.. tumbuh dalam tenang, bijak, dan arif. Satu tahun kita lewati sama halnya seribu tahun mereka butuh waktu berlalu..
Mereka sama dengan kita, sama-sama fauna,.. hanya saja kau punya sedikit lebih kecerdasan dibanding kami.. meski itupun jarang kau suguhkan bukti..
----------
Sekarang apa lagi?!
Tak cukup kalian tebang,.. jelas kalian bakar!! Luar biasa!!
Kalian berkilah itu laku kemarau?.. jelas bukan, amarah kemarau masih penuh timbang berimbang..Â
Apakah perintah-Nya? perintah atas kalian yang diutusnya di jagad bumi ini? tiada mungkin Tuhan Maha Cipta mentitah kalian untuk membakar rimbun indah-Nya..
Ku sebatas Orang Utan,.. namun ku masih Orang Waras,..
---------
Sungguh, asap ini adalah kiriman bukti kalian keji..
Keji karena kerusakan yang kalian perbuat ulangi berulang kali..
Keji dengan pepohonan, keji dengan kami, keji dengan alam lestari, dan bahkan tiada peduli sesama kalian sendiri!!
--------
    Â
            ttd
Â
'Orang Utan' bermasker
____________________
Silahkan saja menukil atau meng-copy-paste tulisan ini, namun dengan kerendahan hati wajib menyertakan nama penulis/pengarang (Imam Muttaqin) berikut sumber/link tulisan ini. Maturnuwun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H