Mohon tunggu...
masikun
masikun Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Mahasiswa Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Pertanian?

2 November 2019   22:45 Diperbarui: 2 November 2019   23:08 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kuliah Pertanian? Mau jadi apa? Nyangkul?"

Sejak memutuskan untuk melanjutkan sekolah tinggi jurusan pertanian selalu saja mendengar cuitan miring soal kuliah di Pertanian. Ya iyalah, namanya juga kuliahh pertanian. Coba kalau kuliahnya sastra, tentu saja cuitanya perihal sastra. Hadeh.

Meskipun sudah ada kampus sekelas IPB yang jelas-jelas mencantumkan kata -pertanian- tidak sepenuhnya merubah stigma (sebagian) masyarakat perihal kuliah di pertanian. Apalagi yang kuliah di kampus level menengah ke bawah? Habis kau!!!!

Saya salah satu orang yang mungkin tidak begitu dipusingkan perihal prospek setelah lulus kuliah, khusunya yang menyangkut bidangnya masing-masing.

Saya punya anggapan kuliah dimana saja, apa saja, asal intinya adalah proses belajar tentu saja tidak masalah. Mau kuliah di kampus ternama, jurusan ternamapun, kalau tak bisa belajar apa kabar? Apalagi di era yang masih mengedepankan orang dalam. Hmmm.

Bagi orang yang tak punya orang dalam macam saya barang tentu, mundur alon-alon. Untung saja salah satu keluarga saya selalu bilang "Sekolah mah sekolah saja. Kalau tujuanya buat cari kerja, sudahlah gak usah sekolah, kesini saja kerja." Terdengar naif, munafik barangkali. Tapi sedikit banyak ada benarnya juga. Hihihi.

Kembali menyoal perihal pertanian. Semua orang nampaknya setuju bahwa Indondesia adalah negara agraris. Dimana sektor pertanian menjadi mayoritas mata pencaharian warga negaranya. Tapi juga sering dengar berita impor beras, sampai daging hampir tiap tahun terjadi. Sudah kayak kegiatan wajib tahunan saja.

Apakah kurang produksi dalam negeri? Ahh untuk menjawab persoalan ini, tentu saja tak cukup dengan menjlenterehkan proses tanam sampai panen, bukan? Kita semua tahulah di negeri ini apa yang tidak dipolitisasi? Dipermainkan?

Tapi ya, kenyataannya memang kurang (sesuai dengan kajian diperkuat dengan berbagai data), dan keputusannya adalah impor. Apakah anak kuliah pertanian dijamin paham pola seperti ini? Belum tentu. Tidak ada mata kuliah macem ini. Padahal saya rasa ini sangat penting!!!! Sepenting dia untuku.............

Petani Indonesia kekurangan generasi?

Ya gimana gak kekurangan, wong baru masuk kuliah pertanian saja sudah di olok-olok. Makanya jangan heran lulusan pertanian malah banyak yang lari ke marketing, sampai perbankan.

Sampai-sampai beberapa waktu silam mendapat sindirian dari Bapak Presiden, kemana lulusan pertanian? Padahal mah gak kemana-mana. Situ saja yang gak peka kalau kami selalu ada dan berharap. Padahal setelah ditelaah tiap tahunya mahasiswa baru jurusan pertanian bejibun banyaknya loh.

Artinya jurusan pertanian, tidak bisa dikatakan sebagai jurusan yang tidak diminati, bukan? Masalahnya adalah output. Lagi-lagi stigma di masyarakat, yang masih beranggapan lulusan kuliah masa di sawah, itu masih kuat. Kuat banget. Kayak rinduku. Sepertinya perlu dibasmi dengan obat pembasmi sistemik agar hilang sampai ke akar-akarnya.

Well, kuliah pertanian mau jadi apa?  Ya jadi petani tentu saja. Mau gak mau. Tentu saja ini harus ditekankan kepada sarjana-sarjana pertanian. Merekalah yang belajar teori-teori pertanian. Mulai dari yang konvensional sampai mekanikal. Mana yang efisiensi dan mana yang basa-basi.

Dari hal pengolahan lahan, sampai pemasaran. Semua padahal dipelajari. Kalau mereka tidak mau turun disana, lantas siapa lagi? Memang berat. Tapi apakah tidak mau sedikit saja. Sedikit. Sedikit memikirkan mau seperti apa pertanian kita? Pertanian Indonesia. #

Kabar hari ini, membawa angin segar. Khususnya untuk saya. Pemerintah melalui kementerian Pertanian, begitu gencar melakukan inovasi-inovasi dalam bidang pertanian. Hal tersebut diperkuat dengan komitmen Menteri Pertanianya sendiri. Periode yang lalu, dan yang sekarang adalah bukan orang biasa dalam dunia pertanian. 

Lagi-lagi, semua hal akan kembali ke diri masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun