Mohon tunggu...
Mashuri Mashar
Mashuri Mashar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa Sogitia yang Terbelah

4 November 2015   13:50 Diperbarui: 4 November 2015   14:04 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedangkan ketika dilihat secara lebih mendalam pembangunan adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan bertujuan untuk melakukan perubahan social menuju ke arah yang lebih baik. Di sini kemudian yang menjadi permasalahannya untuk konteks keberadaan Pabrik di Desa Sogitia.

            Keberadaan Pabrik tersebut merupakan jawaban atas pemenuhan kebutuhan material padat berupa kerikil hingga pasir halus untuk kebutuhan proses pembuatan jalan hingga bangunan. Sehingga secara bersamaan dengan olahan yang cukup besar merupakan hal yang sangat signifikan untuk memperluas akses ekonomi dari masyarakat yang hubungannya dengan jalur transportasi.

Berangkat dari kondisi bahwa Provinsi Gorontalo masih merupakan Provinsi termuda di Indonesia, sehingga wajarjika dalam 14 tahun belakangan Pemerintah Provinsi masih berkonsentrasi pada peningkatan tingkat pendapatan masyarakat. Jalur transportasi yang menjadi salah satu faktor penentu dalam peningkatan di sektor ekonomi menjadi salah satu kegiatan yang mendapat prioritas. 

            Dengan Kondisi tersebut, pertanyaan yang layak muncul adalah apakah masyarakat Desa Sogitia pantas menjadi korban atas keberadaan Pabrik Tersebut. Disini lagi-lagi penulis melihat bahwa sudut pandang masyarakat desa sedemikian sederhana dalam melihat keberadaan pabrik. Karena ketika awal keberadaan pabrik, masyarakat tidak menunjukkan penolakan.

Pun yang terjadi belakangan merupakan bentuk reaksi dari kondisi desa mereka yang sudah mengalami perubahan tanpa mereka sadari. Untuk itupun mereka masih menunjukan sebuah itikad baik dalam melihat penyelesaian permasalah alam akibat keberadaan pabrik. Ketika dibeberapa lokasi lain jika hal yang sama menimpa masyarakat, minimal mereka menuntut untuk menutup, justru itu tidak dilakukan oleh masyarakat Sogitia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun