Bentuk reaksinya tidak baik jika ditinjau dari psikologi perkembangan anak. Apalagi yang menyebabkan atau mengarah pada perundungan atau bullying. Ujaran "kotor", kebencian, dan perundungan dengan kedua kata tersebut tidak lagi digunakan dalam ujaran anak-anak Indonesia.
Baca juga : Menajamkan Ketumpulan Paradigma Positif terhadap Kata "Anjay"
Semestinya menjadi tugas kita bersama sebagai orang menyeleksi kata-kata yang keluar dari mulut anak-anak, meski  terkaget-kaget saat mendengar anak-anak mengucapkan sebuah kata--mungkin dari luar rumah--yang memiliki makna buruk dilontarkan secara spontan. hal dilakukan, sebaiknya anak-anak jangan dimarahi, namun justru kita rangkul dan diajak bicara dengan bahasa yang baik agar mereka terbiasa juga berujar kata-kata baik atau positif karena dicontohkan oleh orang tuanya.Â
"Karena dalam kita berbahasa, akan dapat mencerminkan kepribadiannya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H