Mohon tunggu...
Mas Gunggung
Mas Gunggung Mohon Tunggu... Penulis -

Selamat menikmati cerita silat "Tembang Tanpa Syair". Semoga bermanfaat dan menjadi kebaikan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 22

17 Maret 2017   20:57 Diperbarui: 18 Maret 2017   06:00 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Benar. Kalau aku tidak salah, apakah keilmuan yang dilakukan oleh pemuda itu bernama Bendung Banyu?", tanyaku memancing Aji.

Aku melihat wajah Aji menunjukkan keterkejutan.

"Dari mana Kisanak tahu ilmu itu?", ucap Aji dengan penuh selidik.

"Seperti kubilang tadi, ayahku yang memberitahu dan mengajariku. Namun yang dulu kulihat ketika ayah memperagakan di depanku tidaklah setinggi itu ledakan airnya. Hanya kurang lebih satu sampai satu setengah meter saja. Pemuda itu lebih hebat karena ledakan airnya hingga lebih dari tiga meter. Mestilah tenaganya besar sekali...", jawabku terus terang.

"Rupanya benar penilaian Guru, bahwa Kisanak memang harus menuju kebelakang pendopo. Dari Kidang Telangkat yang relatif sangat cepat Kisanak kuasai pada tingkat dasar, lalu pemahaman akan Bendung Banyu membuatku yakin kalau jalur keilmuan Kisanak memang terhubung dengan perguruan kami disini.", ucap Aji menjelaskan.

"Aji... Maaf jika ini terkesan kurang sopan, mohon jangan dianggap aku kurang ajar. Begini, aku ingin mencoba mengadu Bendung Banyu milikku dengan milik pemuda itu. Bolehkah?", tanyaku kepada Aji dengan bersungguh-sungguh.

Aku melihat kening Aji berkerut.

"Apakah Kisanak sungguh-sungguh?", tanyanya.

Aku mengangguk mantap. Sorot matakupun tidak menyiratkan keraguan.

"Baiklah. Aku tidak bisa menolak. Akan kuperkenalkan Kisanak dengan pemuda itu. Mari, silahkan...", jawab Aji sambil mempersilahkan aku berjalan lebih dulu.

Aku mengikuti arah tangan Aji. Lalu berjalan perlahan menuju kolam di dekat pemuda tersebut. Sementara Aji mengikuti dari belakangku. Kami kemudian berhenti didekat kolam berjarak kurang lebih dua meter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun