Mohon tunggu...
Mas Garex
Mas Garex Mohon Tunggu... Editor - KBC - 55 | Kompasianer Brebes
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Udan Awet Gawe Blentung pada Konser

6 Desember 2020   20:41 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:45 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udan dina kie marem nemen, awit esuk tekan saiki wis bengi esih bae tas-tis udane. Udane tah ora patiya gede nemen cuma deres trus awet.

Udane gawe mager alias males gerak, pan metu ya sungkan atis trus njaba umah kemricek becek. Kietah tutug sedina njero umah bae.

Kumbahan juga laka sing garing, esih teles klebes apamaning sempake ora garing-garing, mangkane pan dinggo ganti ngesuk.

Yen kas udan ya biasa nang desa sing esih akeh sawah karo karangan mesti bengine budeg daning suara blentung, kodok cilik sing bisa metu suara 'tungkek-tungkek'. Blentung biasa metu suara yen lagi udan utawa bar udan, metu suarane biasa wayah pan maghrib.

Blentung bahasa kenene, ana juga sing ngarani kintel. Gusti Allah hebat, nyiptakena blentung bisa suarane khas karo nadane seirama saut-sautan karo blentung liane gawe nada suara apik dirungokna kaya penyanyi lagi konser gedean. Jajal angger blentung suarane beda-beda mungkin ning kuping ora enak dirungokna gawe budeg tok.

Memang katon asri nuansa pedesaan ya kaya kie, adoh sing keramean gawe ati adem trus tenang.

*tulisan dalam bahasa brebesan

Translate ke Bahasa Indonesia :


Hujan hari ini nikmat sekali, dari pagi sampai malam masih saja tes-tes hujannya. Hujannya sih tidak besar, cuma deras dan awet.

Hujannya bikin mager (males gerak), mau keluar juga males dingin dan diluar becek. Ini seharian didalam rumah saja.

Cucian juga tidak ada yang kering, masih basah kuyup apalagi celana dalam tidak kering-kering, padahal mau dipakai besok pagi.

Kalau habis hujan biasa di desa yang masih banyak sawah dan pekarangan pasti malamnya berisik karena suara blentung, kodok kecil yang bisa mengeluarkan suara 'tungkek tungkek'. Blentung biasa keluar kalau lagi sedang hujan atau setelah hujan, keluar suaranya saat mau maghrib.

Blentung dalam bahasa sininya, ada juga yang menamai kintel. Gusti Allah hebat, menciptakan blentung yang suaranya khas dan nadanya seirama saut-sautan dengan blentung lainnya  membuat nada suara bagus didengarkan seperti penyanyi yang sedang konser. Coba kalau blentung suaranya beda-beda mungkin ditelinga tidak enak didengar bikin berisik saja.

Memang terlihat asri nuansa pedesaan yang seperti ini, jauh dari keramaian membuat hati adem dan tenang.

KBC-55 | Kompasianer Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun