Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seputih Cinta Mawar

17 Februari 2019   10:39 Diperbarui: 26 Februari 2019   18:51 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : mulpix.com

Kesibukkan studi di Jepang telah menyita waktu. Cinta terlambat datang padaku. Kegagalan cinta itu membuatku takut untuk jatuh cinta lagi. Jadilah, aku laki-laki yang gila belajar. Jadilah aku lelaki yang gila bekerja. Cinta tidak pernah aku pikirkan lagi datangnya.

********

Hari ini aku pulang ke Indonesia. Ada undangan seminar dari kampus. Aku diminta menjadi pemateri utama. Abimana Prayoga, begitulah nama yang disematkan oleh orang tuaku. Aku tidak tahu apa filosofi nama itu. Bapak menginginkan aku menjadi lelaki kuat, itu saja.

Kini aku kembali melihat taman kampus ini. Setelah hampir 6 tahun aku tinggalkan. Kenangan ketika aku masih menjadi mahasiswa S1 yang miskin. Taman yang setia menemani kesedihanku. Taman ini juga yang mengerti tentang ketidak berdayaanku. Tentang cinta yang selalu tidak dapat aku rengkuh.

Nama, gadis itu sama dengan kembang itu. Gadis berjilbab putih, Mawar Anisa. Secantik mawar yang ada di taman ini. Tetapi, takdir memang tidak selamanya seperti yang aku inginkan. Mawar tidak pernah seutuhnya menjadi milikku.

Cinta terkadang tidak seindah mawar putih. Waktu itu ingin sekali aku memetiknya. Takdir Allah berkata lain. Mawar tidak pernah benar-benar mencintaiku. Semua hal yang telah aku berikan, tidak berarti. Cintaku bertepuk sebelah tangan.

Tapi, seputih cinta mawar memang tidak pernah menjadi takdirku. Akhirnya Mawar Anisa memilih menikah dengan lelaki lain. Mungkin salahku yang terlalu mencintainya. Harusnya aku mengerti, Mawar belum halal bagiku. Jadi, tak elok jika aku terlalu mencintainya.

Terdengar burung kutilang bernyanyi. Menemani lamunanku tentang masalalu. Lima tahun tidak bertemu, akan bertemu dengannya lagi. Terkadang, masa lalu hadir agar manusia tidak lupa. Ada kisah cinta yang harus menjadi hikmah. Meskipun kisah cinta itu tidak indah.

Dua tahun menyelesaikan Master dan empat tahun menyelesaikan Doktoralku. Selama itu pula kenangan tentang Mawar sudah aku lupakan. Tenggelam dalam kesibukan studiku. Seputih cinta Mawar Anisa telah hampir hilang dari memoriku.

"Mas Abim, besok bisa temui aku di taman kampus...?"

Sebuah pesan pendek masuk ke hp kecilku. Aku tidak tahu, dari mana Mawar mengetahui nomor hpku. Aku pun tidak tahu, dari mana Mawar mendapat kabar jika aku sudah pulang dari Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun