Sangat berbeda dengan FTV sekarang yang lebih mengutamakan tema religi mitos. Dengan perbedaan ini, saya mengatakan, sinetron "Tersanjung" lebih ceritanya lebih berkualitas dibandingkan dengan FTV atau sinetron remaja yang sekarang tayang di beberapa stasiun televisi swasta.
Budaya Literasi untuk Emak-Emak
Sampai tulisan ini selesai, penulis belum menemukan jawaban yang empiris, apakah emak-emak faktanya lebih suka menonton sinetron. Tulisan di atas sepertinya, menarik untuk dijadikan tema penelitian.
Jaman sudah masuk era postmodern, pilihan tontonan semakin menjamur. Untuk bernostalgia menonton Sinetron "Noktah Merah Perkawinan" dan sinetron "Tersanjung", emak-emak bisa klik youtube. Tetapi diperlukan penalaran yang kritis jika menonton sinetron. Pasalnya, tontonan sinetron tersebut isinya terkadang jauh dari realitas kehidupan yang sebenarnya.
Agar tidak menjadi korban sinetron, emak-emak harus membudayakan literasi. Hanya itu salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meubah budaya emak-emak menonton. Mengupayakan budaya literasi agar semakin melek budaya media.
Salam Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H