Harapan positif tersebut terus hidup ditengah dampak buruk dari krisis iklim yang merembet pada aspek sosial masyarakat, seperti migrasi penduduk, ledakan populasi, kelangkaan sumber air bersih, pangan, kemiskinan, dan sebagainya.
Negara-negara di dunia sudah mulai mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan. Seperti Jerman telah memproduksi 30% energi surya yang beberapa dihasilkan oleh suatu perumahan khusus.Â
Denmark telah menerapkan 100% energi terbarukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan energi nasionalnya. Italia, Belanda dan Spanyol terus mengembangkan energi terbarukan dari angin dan air. Termasuk juga Swedia yang berkomitmen untuk beralih dari energi fosil menuju energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Maka, satu pertanyaan tersisa untuk menutup film ini. Apakah kita sudah cukup cepat bertindak untuk menghadapi krisis ini? Atau kita melakukannya terlalu pelan? Apakah pemanasan global dan perubahan iklim terjadi sesuai prediksi? Atau bahkan lebih cepat lagi? Jawabannya ada ditangan kita semua. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H