Selama 3 hari ini, dari tanggal 4 sampai 6 November 2018, para penyuluh pertanian yang bertugas di seluruh wilayah Aceh sedang berkumpul di Meulaboh, ibukota kabupaten Aceh Barat.Â
Sekitar 3.000 penyuluh pertanian baik yang berstatus Pegawai negeri Sipil (PNS) maupun penyuluh kontrak Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) sedang menggelar 'hajatan akbar' bertajuk Jambore Penyuluh Pertanian Aceh II.Â
Ajang silaturrahmi sekaligus untuk kemampuan dan kreativitas penyuluh pertanian di Aceh ini merupakan even kedua setelah even perdananya digelar di Kota Subulussalam tahun 2016 silam.
Minggu (4/11/2018) kemarin, Plt. Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, MT membuka secara hajatan akbar ini di Gedung Olah Raga dan Seni (GOS) Kecamatan Meureubo Meulaboh, Aceh Barat.
Pembukaan Jambore Penyuluh Tingkat Provinsi Aceh ke 2 yang mengambil tema "Melalui Jambore Penyuluh Pertanian Kita Tingkatkan Optimalisasi, Inovasi dan Mekanisasi Menuju Aceh Hebat" tersebut turut dihadiri Bupati Aceh Barat, H. Ramli. MS, Wakil Bupati Aceh Barat H. Banta Puteh Syam, Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) Pusat yang juga Gubernur Kalimantan Timur Dr. Ir. H. Isran Noor, M.Si, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Momon Rusmono, Ketua KTNA Pusat, Winarno Tohir, Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda, Anggota DPRA Iskandar Daod, Bupati Pidie Roni Ahmad, Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim, Bupati Aceh Timur Hasballah M Thaib, Mantan Bupati Kampar Jefri , Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, A. Hanan, SP, MM serta unsur Forkompinda Aceh dan Forkopimda Aceh Barat.
Bupati Aceh Barat dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Jambore Penyuluh Pertanian Provinsi Aceh ke 2 di Aceh Barat. H. Ramli MS mengatakan bahwa Pemkab Aceh Barat sangat kekurangan anggaran untuk memajukan pertanian di daerahnya.
"Insya Allah apabila anggaran dana otsus ditambah untuk Aceh Barat, saya akan menganggarkan 30% dana otsus tersebut untuk kemajuan pertanian di Aceh Barat" ungkap Ramli MS. Lebih lanjut Ramli MS juga berharap nantinya ada perwakilan dari PERHPTANI yang menjadi Menteri, sehingga dapat memperbaiki nasib para penyuluh pertanian di Indonesia.
"Saat ini Ketua Perhiptani kita sudah menjadi Gubernur di Kalimantan Timur, kita berdo'a semoga wakil-wakil penyuluh kita di Perhiptani ada yang duduk sebagai menteri, sehingga kesejahteraan penyuluh semakin meningkat" lanjut Ramli diiringi riuh tepukan ribuan penyuluh yang hadir sebagai peserta jamboree tersebut.
Penyuluh pertanian adalah profesi abadi.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) Pusat yang juga Gubernur Kalimantan Timur Dr. Ir. H. Isran Noor, M.Si dalam sambutannya mengatakan bangga dan bahagia sekaligus iri karena melihat kegiatan penyuluhan di Aceh sangat maju dan berkembang, beda dengan di daerahnya Kalimantan Timur yang kegiatan penyuluhan pertaniannya 'sepi'.
"Saya hadir di pembukaan jambore bukan sebagai Gubernur Kalimantan Timur tetapi sebagai penyuluh pertanian" kata Irsan Noor yang diikuti tepuk tangan seluruh peserta jambore
Isran Noor menambahkan bahwa pekerjaannya sebagai penyuluh pertanian adalah profesi abdi yang tidak mengenal kata pensiun, profesi penyuluh akan dibawa sampai mati, beda pekerjaannya sebagai Gubernur yang hanya 5 tahun, selorohnya.
Irsan Noor juga menambahkan penyuluh pertanian punya tanggung jawab untuk merubah pola fikir (mindset) dan perilaku dalam antisipasi kebutuhan pangan beras,
"Penyuluh pertanian tidak usah kecewa karena ada impor beras karena penyuluh pertanian sudah sangat berjasa dalam memajukan pertanian, tahun 1984 Indonesia pernah swasembada beras karena hasil kerja penyuluh pertanian" ujar Irsan Noor.
Mantan Bupati Kutai Timur ini juga sangat memahami apa yang dirasakan penyuluh pertanian sekarang, karena masih banyak penyuluh yang belum diangkat menjadi PNS karena faktor umur yang sudah melebihi 35 tahun.Â
Sudah sejak lama dia berupaya memperjuangkan nasib para penyuluh kontrak ini, dirinya pernah berbicara dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara saat itu Azwar Abubakar agar mengangkat honorer Penyuluh pertanian dan alhamdulilah sekarang sudah terkabulkan dengan diangkatnya ribuan tenaga penyuluh pertanian beberap waktu yang lalu, dan Tunjungan penyuluh dinaikkan 60 persen.Â
Kepada para penyuluh THL TBPP yang berusia diatas 35 tahun, Isran berharap agar bersabar, karena pihaknya akan terus memperjuangkan nasib mereka bersama-sama dengan DPR.
Irsan Noor yang dikenal akrab dengan para penyuluh di Aceh ini juga mengajak kepada para penyuluh untuk tetap bekerja dengan ikhlas meski terkadang tidak dihargai. Khusus untuk wilayah Aceh, Isran merasa bersyukur karena Pemerintah Aceh sangat peduli kepada pertanian secara umum dan penyuluh secara khusus, Insya Allah anggaran pertanian akan dinaikkan oleh Gubernur Aceh.
"Dua tahun lalu, ketika saya menghadiri jamboree penyuluh pertanian pertama di Subulussalam, saya sudah merasa kagum, semua penyuluh disini dapat kendaraan dinas dan seragam khusus dari pemerintah Aceh, dan hari ini saya kembali merasa surprise, teman-teman penyuluh hadir disini dengan seragam barunya, ini bukti kepedulian pemerintah Aceh kepada kita para penyuluh" lanjut Isran.
Terakhir Irsan Noor berpesan agar jangan menggunakan organisasi PERHPTANI untuk kepentingan politik karena PERHIPTANI adalah murni untuk kepentingan Masyarakat.
Bangga pada Penyuluh Pertanian Aceh.
Dalam sambutannnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dr. Ir. Momon Rusmono mengatakan sangat bangga dan bahagia dengan diselenggarakan Jambore Penyuluh Pertanian Provinsi Aceh, karena Jambore Tingkat Nasional terakhir dilaksaanakan 7 tahun lalu, sedangkan di Aceh dilaksanakan setiap 2 tahun sekali,
Dalam kesempatan tersebut, Momon juga mengajak penyuluh pertanian untuk meningkatkan kinerja, memperkuat balai penyuluh kecamatan, menumbuh kembangkan penyuluh swadaya dan menumbuh kembangkan ekonomi petani.
Sementara itu Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan dirinya merasa amat berbangga sekaligus berbahagia, dapat bertemu dan bertatap muka dengan pejuang pertanian Aceh, para penyuluh pertanianyang tersebar di 23 Kabupaten/Kota, yang juga mewakili dari 832.229 KK.
"Pemerintah Aceh giat mewujudkan kedaulatan pangan dalam bentuk cadangan pangan pemerintah berupa persediaan beras 250 ton setiap tahunnya di gudang bulog, serta cadangan pangan masyarakat berupa pengisian 145 lumbung pangan milik masyarakat oleh Dinas Pangan Aceh masing-masing" kata Nova Iriansyah.
Nova juga berpesan kepada para Penyuluh pertanian, agar jangan hanya terpaku pada peningkatan produksi.
Penyuluh pertanian masih dituntut untuk meningkatkan perannya dalam mengembangkan dan memberdayakan para petani, meningkatkan akses sosial yang dapat memberikan informasi pasar dan teknologi, dan dapat menghasilkan produk yang bermutu serta mampu mengembangkan diri untuk menjadi pengelola usaha agribisnis yang handal dan mandiri.Â
Nova berharap, melalui Jambore Penyuluh Pertanian ini, semangat dan upaya mewujudkan hal tersebut dapat segera direalisasikan. Nova juga mengharapkan agar penyuluh pertanian tidak henti hentinya untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme kerja untuk memberikan layanan yang prima kepada para petani
Usai memberikan sambutan, Plt Gubernur Aceh kemudian membuka secara resmi kegiatan Jambore Penyuluh Pertanian Acek ke II tersebut ditandai dengan pemukulan Rpa'I (Rebana khas Aceh) Â bersama pejabat yang hadir dalam acara pembukaan tersebut.
Plt. Gubernur Aceh juga memberikan hadiah kepada pemenang lomba inovasi pembenihan tanaman pangan se Aceh berupa paket umrah senilai Rp.25 Juta untuk juara I, uang pembinaan Rp.18 juta untuk juara II, uang Rp.10 Juta untuk juara III, dan hadiah mobil untuk juara utama. (FMT)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI