Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saat Gayo "Dibanjiri" Nanas

29 Agustus 2018   11:41 Diperbarui: 29 Agustus 2018   11:47 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2, Nanas Pegasing 'membanjiri' pasar tradisional (Doc. FMT)

Memasuki bulan Agustus 2018 ini, salah satu komoditi pertanian unggulan di Dataran Tinggi Gayo kabupaten Aceh Tengah yaitu Nanas Pegasing, kembali memasuki masa panen raya. 

Sejak tahun 1990 an wilayah kecamatan Pegasing yang berada pada lintasan jalur utama Takengon-Isaq-Blang Kejeren itu memang sudah dikenal sebagai sentra produksi nenas di daerah berhawa sejuk ini. 

Dan bulan Agustus -- September  adalah masa yang ditunggu-tunggu oleh para petani, karena mesuki bulan ini, biasanya memang terjadi "banjir" buah bersisik ini.

Tak mengherankan jika dalam beberapa minggu terakhir ini nanas Pegasing yang dikenal memiliki rasa manis dan aroma khas ini mulai "membanjiri" pasar tradisional di kota Takengon dan sekitarnya. 

Begitu juga yang terlihat di sepanjang jalan di wilayah kecamatan Pegasing, buah-buah nanas segar yang baru dipetik dari pohonnya, "dipajang" dan sebagian disusun rapi di kios-kios penjaja buah nanas maupun kafe poles (rujak nanas khas Pegasing, Aceh Tengah).

Gambar 2, Nanas Pegasing 'membanjiri' pasar tradisional (Doc. FMT)
Gambar 2, Nanas Pegasing 'membanjiri' pasar tradisional (Doc. FMT)
Pengguna jalan yang kebetulan sedang melintas, bisa singgah untuk menikmati poles nanas yang merupakan perpaduan manisnya buah nanas Cayyene dengan bumbu kacang, cabe rawit dan gula merah. Atau bagi yang tidak sempat singgah lama, bisa membeli buah nanas dengan harga yang sangat terjangkau, untuk ukuran sedang bisa diperoleh dengan harga 5 ribuan saja, sementara untuk yang berukuran besar dan jumbo, cukup "dimahari" dengan 10 -15 ribu rupiah saja. 

Sedangkan untuk seporsi nanas poles lengkap dengan bumbu kacangnya, cukup diganti dengan 10 rupiah saja, cukup murah kan? Pondok-pondok poles nanas yang banyak ditemui di sepanjang jalan lintasan utama ini juga bisa jadi wahana refreshing keluarga, untuk menghilangkan kepenatan dari aktifitas keseharian, karena tempatnya juga cukup nyaman untuk bercengkerama bersama kelauraga maupun para relasi.

Gambar 3, Nikmatnya 'poles' nanas Pegasing (Doc. FMT)
Gambar 3, Nikmatnya 'poles' nanas Pegasing (Doc. FMT)
Jenis nanas yang dikembangkan di wilayah kecamatan Pegasing, Aceh Tengah ini, sebagian besar adalah varietas Cayyene yang berciri khas buah rata-rata berukuran besar dengan aroma segar, rasa sangat manis dan tekstur buah renyah dengan sedikit serat. 

Nenas Pegasing semakin dikenal ketika mampu meraih Juara 2 dalam Kontes Buah yang diselenggarakan pada ajang Pekan Nasioonal (PENAS) ke XV di Banda Aceh tahun 2017 yang lalu.Istimewanya lagi, karena rasanya yang sangat manis, nanas Pegasing dapat disantap kapan saja tanpa harus takut sakit perut, karena tingkat keasamannya relatif rendah.

Berpotensi dikembangkan menjadi produk pangan olahan

Meski sudah berpuluh tahun menjadi sentra produksi nanas, namun sampai saat ini produk nanas hanya dijual dalam bentuk buah segar atau poles nanas, belum ada upaya untuk mengolah nanas ini menjadi produk-produk pangan olahan yang nilai jualnya bisa lebih tinggi dan lebih menguntungkan petani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun