Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solusi Cerdas dari Buwas, Ganti Tanaman Ganja dengan Kopi Arabika

28 Februari 2018   10:56 Diperbarui: 28 Februari 2018   10:57 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 6, Pohon ganja (dokpri)

"Gayo Lues ini tanahnya subur, ini merupakan anugrah luar biasa dari Tuhan, kita harus mensyukurinya dengan menanaminya dengan sesuatu yang baik, yang tidak dilarang oleh Tuhan maupun Negara, saudara-saudara kita di Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah membuktikan bahwa kopi bisa membuat kehidupan masyarakat sejahtera, saya juga yakin kalau saudara-saudara bersungguh-sungguh, tanaman kopi disini juga akan mampu mensejahterakan masayarakat, jadi nggak usah tanam ganja lagi, harga kopi dunia sekarang sangat bagus, lagi pula minum kopi juga lebih nikmat ketimbang mengisap ganja" ungkap Buwas diiringin sedikit candaan yang disambut dengan tawa para hadirin.

Sementara itu Wagub, Nova Iriansyah mengungkapkan bahwa Aceh daerah yang bersyariat sangat tidak pantas menyandang gelar 'lumbung ganja' yang jelas-jelas merupakan komoditi yang diharamkan Negara maupun agama.

"Kita malu kalau Aceh didentikkan dengan ganja, kita ini daerah bersyariat, ironis rasanya kalau di daerah kita justru menjadi lumbung komoditi haram ini, masih banyak komoditi pertanian yang bisa mengangkat kesejahteran kita, salah satunya kopi, jadi kalo bisa sejahtera dengan menanam kopi, kenapa mesti tanam ganja, kalau nanam kopi seluas apapun, kita nggak akan ditangkap BNN" ungkap Nova yang juga disambut tepuk tangan dan tawa mereka yang hadir disitu.

Distan dan penyuluh mendukung.

Dukungan serupa juga ditunjukkan oleh Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru yang langsung memerintahkan Kepala Dinas Pertanian setempat untuk mem'back up' program ini dengan melibarkan seluruh penyuluh pertanian yang ada di daerah ini.Saat melakukan penanaman, Untuk penanaman perdana ini, dipilihlah varietas Gayo-1 yang merupakan varietas unggul kopi arabika yang telah direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian. Untuk menjamin keberhasilan program ini, Kepala Dinas Pertanian Gayo Lues, khusus mendatangkan bibit Gayo-1 ini dari sumbernya yaitu kabupaten tetangga Aceh Tengah yang merupakan daerah penghasil kopi terbaik.

Menurut Penjelasan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gayo Lues, Muhammad Nopal ,SP, dipilihnya varietas ini ditanam karena ada beberapa faktor antara lain varietas ini memiliki produktivitas tinggi, tahan kekeringan, memiliki batang yang kuat, dan yang lebih penting cukup resistan terhadap penyakit karat daun dan jamur akar putih.

"Dari hasil pengujian yang telah kami lakukan, varietas kopi Gayo satu memiliki produktivitas tinggi, batangnya kuat, termasuk tahan terhadap kekeringan, kemudian juga lebih toleran terhadap penyakit karat daun dan jamur akar, ketinggian tempat kita juga sangat sesuai, mirip dengan daerah asal kipi ini di Aceh Tengah" ungkap Nopal.

Gambar 4. Varietas kopi arabika Gayo 1 dipilih karena produktivitasnya tinggi (Doc. FMT)
Gambar 4. Varietas kopi arabika Gayo 1 dipilih karena produktivitasnya tinggi (Doc. FMT)
Lebih lanjut Nopal menjelaskan, meski kondisi tanah di lokasi penanaman agak kurang subur, namun hal tersebut bisa diatasi dengan pemberian pupuk organic dan penananaman pohon naungan.

Untuk pembinaan dan pendampingan kepada petani, Nopal menyatakan pihaknya siap melibatkan semua penyuluh pertanian yang ada di daerahnya, karena rata-rata mereka sudah dibekali dengan pengetahuan dan skill yang memadai di bidang teknis budidaya kopi.

Gambar 5, Para penyuluh pertanian ikut berperan aktif dalam gerakan GDAD ini (Doc. FMT)
Gambar 5, Para penyuluh pertanian ikut berperan aktif dalam gerakan GDAD ini (Doc. FMT)
"Para penyuluh kami sudah siap untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kepada petani, baik melalui kursus tani, pelatihan petani maupun pembinaan regular melalui system LAKU SUSI" pungkas Nopal.

Gambar 6, Pohon ganja (dokpri)
Gambar 6, Pohon ganja (dokpri)
Gambar 7. Kebun Kopi (dokpri)
Gambar 7. Kebun Kopi (dokpri)
Menurut pihak BNN, program ini akan terus dilanjutkan ke seluruh wilayah kabupaten Gayo Lues yang punya kesesuaian agroklimat untuk tanaman kopi. Semoga upaya BNN ini kelak akan mampu merubah imej buruk kabupaten Gayo Lues dari 'lumbung ganja' menjadi 'lumbung kopi'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun