Gambar 1, Peserta Widya Wisata Penas XV menikmati Kopi Gayo di Oro Coffee, Takengon (Doc. FMT)
Sejak awal persiapan penyelenggaraaan Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XV Tahun 2017 di provinsi Aceh., Kabupaten Aceh Tengah telah ditetapkan sebagai salah satu obyek kunjungan widya wisata bagi peserta Penas. Fokus kunjungan widya wisata bagi peserta Penas di Aceh Tengah adalah pengenalan kopi Gayo, untuk itulah kegiatan ini dipusatkan di Kampung kopi yang berada di Kampung Tebes Lues, Kecamatan Bies Kabupaten Aceh Tengah.
Minggu sore kemarin (7/5/2017) sekitar 90 peserta Penas yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia telah tiba di Kampung Kopi Tebes Lues. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah, Karimansyah. I, SE, MM didampingi oleh Camat Bies, Maidin, Kabid. Perkebunan, Ir. Sulwan Amri dan Kepala BPP Bies, Mulyadi, SP, Reje/Kepala Kampung dan masyarakat kampung Tebes Lues.
Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan rasa terima kasih kepada semua peserta Penas yang telah berkenan mengunjungi daerah penghasil kopi arabika terbesar ini. Pak Sekda mempersilahkan kepada peserta untuk melihat dan mengenal lebih jauh tentang seluk beluk budidaya kopi Gayo, mulai dari pembibitan, budidaya, panen dan pasca panen sampai dengan proses pengolahan hasil.
“Atas nama pemerintah kabupaten Aceh Tengah, kami mengucapkan selamat datang kepada bapak ibu peserta Penas, terima kasih telah berkenan mengunjungi daerah kami” ungkap Karimansyah dalam sambutannya “ Kabupaten Aceh Tengah ini adalah penghasil utama kopi arabika, kami persilahkan bapak ibu untuk melihat dan mengenal lebih dekat dengan kopi Gayo, barangkali nanti akan ada manfaatnya sekembalinya bapak ibu ke daerah masing-masing” lanjutnya.
Untuk menjalin silaturrahmi dengan petani kopi, para peserta sengaja diinapkan di beberapa rumah penduduk yang telah dipersiapkan. Dan sepertinya para tamu yang datang dari seluruh pelosok Indonesia itu begitu menikmati pelayanan yang diberikan oleh masyarakat Kampung Tebes Lues. Hanya dalam beberapa saat saja, mereka sudah terlihat akrab bercengkerama dengan keluarga petani kopi Gayo tersebut.
Senin pagi kemarin (8/5/2017), dipandu Kabid. Perkebunan dan para penyuluh pertanian di BPP Bies, para peseta Penas itu diajak berkeliling kebun-kebun kopi milik petani. Kepada mereka, petugas pendamping menjelaskan semua hal yang terkait dengan budidaya kopi arabika Gayo, para tamu Penas itupun terlihat menyimak dengan antusias, bahkan sebagian mereka langsung ikut mempraktekkan cara menanam kopi, memangkas tanaman dan memanen kopi. Kepenatan setelah melakukan perjalanan panjang dari daerah asal mereka seperti tidak terlihat, mereka terlihat ceria dan begitu menikmati cerahnya udara pagi ditengah kebun kopi. Sesekali terdengar gelak tawa mereka, karena para pemandu menyampaikan penjelasan dengan sedikit candaan dan humur-humor ringan.
Kopi Gayo Luar Biasa
Usai menikmati makan siang dengan menu khas Gayo di tempat penginapan mereka di rumah penduduk Tebes Lues, para peserta Penas diajak untuk melihat prosesing kopi di Koperasi Babul Qiradh (KBQ) Baburrayan. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Ketua KBQ Baburrayyan, Rizwan Hussein, SE Ak dan para karyawannya. Kepada peserta Pak Wan, panggilan akrab Rizwan Hussein menjelaskan sejarah berdirinya KBQ Baburrayyan sampai bisa menjadi pengekspor kopi besar seperti sekarang ini. Sambil berkeliling komplek pabrik prosessing kopi yang terletak di Kampung Wih Nareh Pegasing itu, Pak Wan juga menjelaskan tentang proses pengolahan kopi mulai diterima dari petani sampai siap diekspor. Para peserta Penas terlihat antusias menyimak penjelasan Pak Wan, sesekali mereka meolntarkan pertanyaan seputar prosessing kopi ini.
Sekitar satu setengah jam berada di KBQ Baburrayyan, para peseta widya wisata kemudian diajak mengunjungi pabrik pengolahan kopi Oro Coffee yang terletak di Kampung Mongal Kecamatan Bebesen. Ditempat ini, para peserta disambut oleh pemilik perusahaan, H. Rasyid dan di ajak untuk menikmati kopi Gayo hasil olahan Oro Coffee.
Seperti tidak sabar lagi, para peserta segera menyeruput kopi yang telah dipersiapkan oleh para karyawan Oro Coffee. Reaksi mulai bermunculan dari para peserta Penas usai mencicipi nikmatnya kopi Gayo specialty yang dihidangkan untuk mereka.
“Luar biasa, saya belum pernah menikmati kopi senikmat ini” ungkap Slamet Purwanto, seorang petani yang berasal dari Jawa Tengah.
Sementara itu Endang, peserta Penas asal Jawa Timur menimpali “ Ow, enak banget nih kopi, lebih enak dari kopi Star Buck” katanya sambil menambah kopi ke cangkirnya.
Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Jamhur, petani asal Sawah Lunto, Sumaera Barat dan La Ode Hasan dari Nusa Tenggara Barat. Rata-rata mereka sangat terkesan dengan nikmatnya kopi Gayo ini.
“Saya penikmat kopi, tapi baru kali ini ketemu kopi seenak ini” ungkap La Ode Hasan.
Beberapa peserta Penas yang penasaran dengan kopi Gayo langsung memborong beberapa bungkus kopi dari Oro Coffee.
“Teman-teman pasti senang dibawain oleh-oleh kopi enak seperti ini” kata Robertus, penyuluh pertanian asal Papua. Begitu juga dengan Faisal, petani asal Kalimantan Timur dan Eni Haryani, petani asal Jawa Barat ini, mereka memborong beberapa bungkus kopi specialty hasil olahan Oro Coffee.
Seperti belum puas mereka melihat-lihat proses pengolahan kopi di pabrik milik H. Rasyid ini, tapi waktu mereka sangat terbatas. Usai shalat Ashar, mereka melanjtkan perjalanan menikmati keindahan panorama Danau Laut Tawar, mereka semakin terpukau dengan keindahan panorama alam Gayo ini, hingga menjelang senja mereka baru kembali ke home stay mereka di Kamung kopi tebes Lues.
Pagi ini, Selasa (9/5/2017) setelah dilepas oleh Kepala Kampung dan masyarakat Tebes Lues, mereka melanjutkan perjalanan ke Kebun Percobaan kopi Gayo di Pondok Gajah, Bener Meriah dan siang ini mereka akan kembali ke Banda Aceh untuk melanjutkan rangkaian acara Penas sampai dengan penutupan tanggal 11 Mei 2017 nanti.
Meski sangat singkat, tapi rata-rata peserta Penas ini begitu terkesanbisa mengunjungi Tanoh Gayo, beberapa diantara mereka bahkan berjanji akan kembali lagi suatu saat.
“Aceh Tengah begitu indah dan berkesan, kopinya juga luar biasa, suatu saat kami pasti akan kembali lagi kesini” ungkap Eddy Tuanakota, peserta Penas asal Maluku Utara sebelum meninggalkan Kampung Kopi Tebes Lues.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H