“Kami punya keinginan, balai diklat ini bukan cuma menjadi pusat pembelajaran dan pelatihan pagi aparatur pertanian, tapi kami punya obsesi, suatu saat nanti tempat ini juga menjadi salah satu pusat pengembangan wisata agro yang akan dikunjungi banyak wisatawan baik dalam negeri maupun manca negara, karena potensinya cukup baik” lanjut Ahdar, “Saat ini saja, tempat kami ini sudah sering menjadi tempat persinggahan bagi para wisatawan, meski hanya singgah sebentar untuk menikmati kopi Gayo dan jus Satoimo”, sambungnya.
Itulah sebabnya Ahdar merasa optimis, lokasi balai diklat yang dipimpinnya sejak lima tahun yang lalu itu bakal menjadi salah satu kawasan kunjungan wisata, khususnya wisata agro. Dan tawaran kerjasama dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh ini diharapkan akan mampu mempercepat terwujudnya obsesi yang selama ini sudah ada di benaknya.
“Mudah-mudahan kerjasama ini segera terealisasi, dan obsesi saya selama ini untuk mewujudkan tempat ini sebagai kawasan agrowisata segera terwujut, karena saya yakin akan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat di sekitar daerah ini” harap Ahdar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H