Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diklat Tematik Bagi Penyuluh Pertanian Dinilai Lebih Efektif

25 Oktober 2016   13:27 Diperbarui: 25 Oktober 2016   13:31 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar, Penutuan Diklat Tematik Angkatan VII di BPP Nurussalam Aceh Timur (Doc. FMT)

Diklat Tematik merupakan diklat pola baru yang mulai diterapkan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2016 ini secara serentak di seluruh Indonesia. Meskipun tetap dikelola oleh Balai Diklat yang berada dibawah Kemeterian Pertanian, namun diklat tematik beberbeda dengan diklat reguler yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Kalau pada pola reguler, diklat dilakanakan di Balai Diklat dengan materi dan kurikulum yang telah ditetapkan oleh balai, maka pada pola tematik ini, tema, materi dan kurikulum disusun berdasarkan potensi pertanian di wilayah masing-masing dan dilaksanakan di tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) atau Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) tingkat kecamatan di masing-masing kabupaten/kota. 

Dipilihnya BPP atau BP3K kecamatan seagai tempat penyelenggaraan diklat tematik ini, karena BPP atau BP3K merupakan kelembagaan penyuluhan pertanian yang langsung bersentuhan dengan masyarakat tani, sehingga dampak dari diklat ini juga dapat langsung dirasakan oleh petani. Materi dan kurikululum diklat tematik juga disusun bersama oleh balai diklat bekerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluhan kabupaten/kota, sehingga pola diklat seperti ini dinilai lebih efektif karena sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.

Balai Diklat Pertanian Aceh atau yang dikenal sebagai BDP Saree sebagai satu-satunya lembaga diklat pertanian di provinsi Aceh juga sudah menerapkan diklat tematik ini pada tahun 2016 ini. Pada tahun ini BDP telah menyelenggarakan diklat tematik ini sebanyak 12 angkatan yang dilaksanakan di tingkat BPP atau BP3K pada 12 kabupaten/kota se provinsi Aceh yang dimulai pada bulan Mei 2016 yang lalu. 

Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh pihak BDP Saree bersama Badan Penyuluhan Kabupaten/Kota, ternyata pola diklat temaitik terbukti sangat efektif untuk mendukung kegiatan pendampingan, pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan oleh ara penyuluh pertanian, karena tema dan materi diklat dengan pola ini memang sesuai dengan kebutuhan penyuluh di daerah mereka masing-masing.

Apalagi jika dikaitkan dengan program Kementerian Pertanian yang mefokuskan pembangunan pertanian pada pengembangan 7 komodiditi utama yaitu padi, jagung, kedele, bawang merah, cabe, daging (ternak) dan gula (Pajale Babe Dagu), keberadaan diklat tematik ini sangat mendukung keberhasilan program tersebut, karena memang disesuaikan dengan potensi wlayah masing-masing. 

Sebagai contoh, untuk kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah yang potensi utamanya adalah hortikultura, maka diklat tematik yang di selenggarakan di daerah ini mengusung tema cabe merah, begitu juga dengan wilayah Pidie dan Pidie Jaya yang memiliki potensi besar dalam pengembangan padi dan kedele, maka tema yang diusung adalah teknis budidaya dan agribisnis padi dan kedele, demikian juga dengan kabupeten/kota lainnya.

Hal tersebut terungkap disampaikan oleh Kepala BDP Saree, drh. Ahdar, MP ketika menutup Diklat Tematik angkatan VII dan VIII, hari Sabtu (22/10/2016) lalu di BPP Nurussalam, Aceh Timur dan di BPP Kejurun Muda, Aceh Tamiang., sementara untuk angkatan IX sampai XII yang merupakan angkatan terakhir dari Diklat Tematik ini akan digelar di Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat dan Aceh Barat Daya yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Melihat manfaat yang begitu besar dari penerapan pola baru diklat tematik ini, Ahdar juga sudah mengagendakan kegiatan serupa pada tahun 2017 yang akan datang, dengan jumlah angkatan lebih banyak dan menjangkau seluruh kabupaten/kota di provinsi Aceh.

“Dari hasil evaluasi kami selama pelaksanaan diklat tematik ini, kami menilai bahwa pola seperti ini sangat efektif dan bermanfaat, karena bisa langsung di aplikasikan oleh para penyuluh di wilayah kerja mereka, untuk itu kami akan melanjutkan pola ini pada tahun 2017 yang akan datang dengan jumlah angkatan yang lebih banyak dan menjangkau semua daerah di provinsi Aceh” ungkap Ahdar.

Lebih lanjut Ahdar menyatakan bahwa dengan pola tematik ini, ada beberapa keuntungan bagi daerah, kalau melalui diklat regular di Saree, alokasi peserta per kabupaten mungkin hanya 1-2 orang, tapi melalui pola tematik ini, satu kabupaten atau kota mendapatkan alokasi 1 kelas penuh (30 orang), dengan demikian peluang bagi penyuluh di daerah untuk mengikuti pelatitahn atau diklat menjadi lebih besar. Begitu juga dengan materi dan kurikulum, karena disusun bersama oleh pihak BDP dengan Badan Penyuluhan setempat dengan mempertimbangkan potensi yang ada di daerah itu, hasil dari diklat ini dapat langsung diaplikasikan oleh para penyuluh di wilayah kerja mereka masing-masing. 

Meski demikian, diklat reguler yang diselenggarakan di BDP Saree juga tetap dipertahankan, karena ada beberapa diklat teknis maupun fungsional yang memang mengahruskan pelaksanaannya dib alai diklat seperti Diklat Dasar Penyuluh dan diklat fungsional atau teknis lainnya, lanjut Ahdar. Selain diklat tematik dan diklat regular, BDP Saree, dalam beberapa tahun terkahir juga sudah mulai menyelenggarakan diklat dengan pola kerjasama dengan balai diklat lainnya seperti Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi dan Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi.

“Pada prinsipnya, kami siap bekerjasama dengan pihak manapun untuk penyelenggaraan diklat pertanian, termasuk dengan kabupaten/kota yang ada di Aceh, karena kami memilki fasilitas diklat serta Widya Iswara yang cukup memadai” ungkap Ahdar.

Penyuluh di daerah cukup antusias.

Antusias peserta diklat di semua daerah juga terlihat pada setiap angkatan yang selalu dihadiri oleh Kepala BDP Saree secara marathon, hampir semua kabupaten/kota yang menjadi tempat penyelenggaraan diklat tematik meminta agar alokasi dan volume diklat tematik di daerah mereka di tingkatkan. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan Aceh Timur , Lukman A. Bakar, SP, MM dalam acara penutupan Diklat Tematik Komoditi Padi di BPP Nurussalam, Aceh Timur beberapa hari yang lalu, mereka meminta untuk tahun 2017 yang akan datang didaerah mereka dialokasikan setidaknya 5 angkatan, karena jumlah penyuluh di daerah ini memang cukup banyak serta cakupan wilayah kerjanya juga cukup luas dan saat ini sedang fokus untuk pengembangan komoditi sentra produksi padi dan jagung seluas lebih dari 12.000 hektar.  Namun mengingat keterbatasan anggaran dari APBN yang dikelola BDP Saree, Ahdar mengharapkan adanya sharing anggaran dari pemerintah kabupaten melalui APBK untuk peneyelenggaraan diklat tematik dimaksud pada masa yang akan datang.,

“Kalau hanya mengandalakan anggaran dari pusat (APBN), mungkin untuk satu kabupaten hanya bisa dialokasikan satu angkatan, tapi kalau ada sharing anggaran dari pemerintah kabupaten melalui APBK, kami selalu siap untuk memfasilitasi penyelenggaraan diklat tematik ini” kata Ahdar menyahuti permintaan dari para penyuluh di Aceh Timur.

Bagi Ahdar sendiri dan juga para Widya Iswara di BDP Saree, diklat tematik seperti ini juga sangat bermanfaat untuk menjalin silaturrahmi dengan para penyuluh yang ada di daerah, karena tidak semua penyuluh punya kesempatan untuk mengikuti diklat di Saree akibat terbatasnya kuota peserta dib alai diklat yang dia pimpin, Disamping itu, dia juga punya kesempatan untuk melihat langsung potensi pertanian yang ada di daerah yang bisa dia sampaikan sebagai masukan bagi pejabat berwenang baik di tingkat provinsi maupun pusat.

“Kapasitas dan alokasi diklat di Saree sangat terbatas dan belum semua penyuluh yang jumlahnya ribuan itu mendapat giliran untuk mengikuti diklat disana, melalui diklat tematik yang dilaksanaakan di daerah, saya dan kawan-kawan jadi punya kesempatan untuk bertatap muka dan bersilaturrahmi dengan banyak teman-teman penyuluh yang ada di daerah, selain itu dengan sering turun ke daerah, saya bisa melihat langsung potensi pertanian yang ada di daerah tersebut yang bisa saya jadikan masukan kepada para pihak terkait ketika saya mengikuti pertemuan-pertemuan di provinsi maupun di kementerian pertanian” pungkas Ahdar yang tetap terlihat bersemangat meski harus “turun” langsung ke daeraha-daerah secara marathon untuk mengawal diklat tematik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun