Penyuluh di daerah cukup antusias.
Antusias peserta diklat di semua daerah juga terlihat pada setiap angkatan yang selalu dihadiri oleh Kepala BDP Saree secara marathon, hampir semua kabupaten/kota yang menjadi tempat penyelenggaraan diklat tematik meminta agar alokasi dan volume diklat tematik di daerah mereka di tingkatkan. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan Aceh Timur , Lukman A. Bakar, SP, MM dalam acara penutupan Diklat Tematik Komoditi Padi di BPP Nurussalam, Aceh Timur beberapa hari yang lalu, mereka meminta untuk tahun 2017 yang akan datang didaerah mereka dialokasikan setidaknya 5 angkatan, karena jumlah penyuluh di daerah ini memang cukup banyak serta cakupan wilayah kerjanya juga cukup luas dan saat ini sedang fokus untuk pengembangan komoditi sentra produksi padi dan jagung seluas lebih dari 12.000 hektar. Namun mengingat keterbatasan anggaran dari APBN yang dikelola BDP Saree, Ahdar mengharapkan adanya sharing anggaran dari pemerintah kabupaten melalui APBK untuk peneyelenggaraan diklat tematik dimaksud pada masa yang akan datang.,
“Kalau hanya mengandalakan anggaran dari pusat (APBN), mungkin untuk satu kabupaten hanya bisa dialokasikan satu angkatan, tapi kalau ada sharing anggaran dari pemerintah kabupaten melalui APBK, kami selalu siap untuk memfasilitasi penyelenggaraan diklat tematik ini” kata Ahdar menyahuti permintaan dari para penyuluh di Aceh Timur.
Bagi Ahdar sendiri dan juga para Widya Iswara di BDP Saree, diklat tematik seperti ini juga sangat bermanfaat untuk menjalin silaturrahmi dengan para penyuluh yang ada di daerah, karena tidak semua penyuluh punya kesempatan untuk mengikuti diklat di Saree akibat terbatasnya kuota peserta dib alai diklat yang dia pimpin, Disamping itu, dia juga punya kesempatan untuk melihat langsung potensi pertanian yang ada di daerah yang bisa dia sampaikan sebagai masukan bagi pejabat berwenang baik di tingkat provinsi maupun pusat.
“Kapasitas dan alokasi diklat di Saree sangat terbatas dan belum semua penyuluh yang jumlahnya ribuan itu mendapat giliran untuk mengikuti diklat disana, melalui diklat tematik yang dilaksanaakan di daerah, saya dan kawan-kawan jadi punya kesempatan untuk bertatap muka dan bersilaturrahmi dengan banyak teman-teman penyuluh yang ada di daerah, selain itu dengan sering turun ke daerah, saya bisa melihat langsung potensi pertanian yang ada di daerah tersebut yang bisa saya jadikan masukan kepada para pihak terkait ketika saya mengikuti pertemuan-pertemuan di provinsi maupun di kementerian pertanian” pungkas Ahdar yang tetap terlihat bersemangat meski harus “turun” langsung ke daeraha-daerah secara marathon untuk mengawal diklat tematik ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H