Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menunggu Hadirnya Kampung Kopi di Negeri Kopi

10 September 2016   11:11 Diperbarui: 10 September 2016   17:38 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1, Desa Tebes Lues di Aceh Tengah, dengan hamparan kebun kopi, akan segera

Dengan konsep ini para pengunjung Kapung Kopi akan di ajak untuk larut dalam kehidupan sehari-sehari para petani kopi Gayo, mereka bisa melihat dan mempraktekkan langsung bagaiman menannam, merawat, memetik atau memanen, mengolah biji gelondong, sampai proses pembuatan bubuk kopi baik secara tradisinal maupun modern. 

Di tempat ini pengunjung juga bisa menikmati lezatnya hidangan kuliner Gayo dalam suasana perdesaan yang asri, tentu ini akan membawa kesan  tersendiri yang tidak mudah dilupakan, lanjut Syahril.  Konsep kampung kopi yang ditawarkan oleh Dinas Perkebunan Aceh ini, peran masyarakat setempat yang akan lebih ditonjolkan, karena dengan konsep ini, masyarakat akan terlibat aktif sebagai pelaku utama dalam wisata agro ini, sementara pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator untuk membantu kelangsungan wisata agro berbasis kopi Gayo ini.

Lebih lanjut Syahril menjelaskan, meskipun gagasan mengembangkan kampung kopi ini terkait dengan persiapan Penas ke XV dimana Aceh menjadi tuan rumah, namun konsep kampung kopi di Tebes Lues ini dirancang secara berkelanjutan, artinya pasca pelaksanaan Penas nantinya, kampung kopi ini tetap akan terus dikembangkan menjadi salah salah satu destinasi wisata andalan di dataran tinggi Gayo. 

Fenomena back to nature yang saat ini menjadi tren bagi para wisatawan dalam negeri maupun macanegara, menjadi peluang untuk pengembangan konsep wisata agro berbasis partisipasi masyarakat ini.

Memicu tumbuhnya perekonomian masyarakat.

Konsep wiasata agro bertajuk kampung kopi yang akan dikembangkan di kampung Tebes Lues ini juga diharapkan akan memicu tumbuhnya industri kreatif sekala mikro di sekitar kampung kopi ini. Kedatangan para wisatawan ke desa ini secara kontinyu, akan merangsang tumbuhnya industri kerajinan dan cidera mata, juga industri pengolahan pangan dan hasil pertanian serta kuliner tradisional. 

Jika konsep ini berjalan sesuai dengan rencana, tentu akan terjadi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara signifikat, bukan saja bagi warga Tebes Lues tapi juga masyarakat di sekitarnya, ungkap Syahril.

“Bayangkan, untuk even Penas saja, kalau ada 20000 pengunjung datang ke desa ini, kemudian mereka membelanjakan uang mereka 500 ribu saja perorang, berapa uang yang akan berputar di desa ini, tentu ini peluang ekonomi yang sangat menjanjikan bagi masyarakat setempat, belum lagi jika setelah itu semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi tempat ini” ungkap Syahril

Gambar 3, Ir. Syahril. M Agri, sang empunya konsep Kampung Kopi Tebes Lues (Doc. FMT)
Gambar 3, Ir. Syahril. M Agri, sang empunya konsep Kampung Kopi Tebes Lues (Doc. FMT)
Untuk mendukung program kampung kopi ini, Syahril mengharapkan peran akif pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dengan memasukkan pengembangan kampung kopi ini menjadi skala proritas pembangunan pariwisata di daerah ini, menurut Syahril, Dinas Perkebunan Aceh hanya akan memfasilisatis pembangunan kampung kopi ini pada tahap awal, dan untuk selanjutnya pengelolaan kampung kopi ini akan diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Syahril juga mengharapka dukungan para awak media yang ada di dataran tinggi gayo untuk ters mempromosikan dan mempublikasikan program ini, supaya kampung kopi Tebes Lues lebih cepat di kenal di luar daerah bahkan luar negeri.

Untuk tahap awal ini Dinas Pertanian Aceh akan memfasilitasi pembangunan saung yang nantinya akan menjadi “kafe alam” di tengah-tengah kebun kopi milik petani setempat. Selain itu berbagai peralatan pengolahan kopi  seperti peralatan pasca panen, mesin pengolahan bubuk (roasting machine) dan mesin espresso juga akan diserahkan kepada masyarakat untuk mendukung program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun