Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

P4S Rebe Bahgie, Tempat Bergabung Petani Tingkatkan Kesejahteraan

30 Agustus 2016   13:15 Diperbarui: 30 Agustus 2016   15:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyadari bahwa kawasan Pantan Terong kini mulai berkembang sebagai kawasan wisata agro, Ahdi dan kawan-kawan tidak ingin kehilangan momentum. Mereka mulai melakukan budidaya markisa secara intensif, yaitu menggunakan para-para yang terbuat dari kayu. Mereka punya obsesi, suatu saat para wisatawan yang datang ke kawasan agrowisata pantan terong akan bisa menikmati buah markisa dengan cara memetik sendiri dari pohonnya, tentu ini sebuah peluang ekonomi yang sangat menjanjikan.

Apalagi infrastruktur jalan menuju kawasan ini juga sudah baik, sehingga akan semakin banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi lokasi wisata agro ini. Ada keunikan dari wisata agro Pantan Terong ini, selain bsa menikmati hijaunya lahan pertanian, dari tempat ini para wisatawan juga dapat menikmati keindahan Danau laut Tawar dari kejauhan, karena Pantan Terong memang berada di puncak perbukitan kecil. Mirip dengan daerah Dieng di Wonosobo atau Puncak di Bogor.

Gambar 3, Budidaya Markisa di kelompok P4S Rbe Bahgie (Doc. FMT)
Gambar 3, Budidaya Markisa di kelompok P4S Rbe Bahgie (Doc. FMT)
Gambar 4, Ditempat ini nantinya para wisatawan bisa memetik sendiri markisa langsung di kebunnya (Doc. FMT)
Gambar 4, Ditempat ini nantinya para wisatawan bisa memetik sendiri markisa langsung di kebunnya (Doc. FMT)
Jadi destinasi kunjungan petani dan pejabat pertanian

Keberhasilan P4S Rebe Bahgie “menghijaukan” kawasan Pantan Terong dengan berbagai tanaan hortikultura, kahirnya menarik perhatian banyak petani dari berbagai daerah, bukan hanya dari seputaran kabupaten Aceh Tengah tapi juga dari daerah lain. Rta-rata mereka datang memang ingin melihat laksung aktifitas P4S ini sekaligus belajar dari mereka tentang budidaya sayuran organic.

 Tak hanya petani yang kemudian mendatangi tempat ini, para pejabat di lingkungan Kementerian Pertanian baik di tingkat pusat maupun provinsi juga tertarik untuk melihat keberhasilan P4S ini. Dari buku tamu yang pada P4S ini, sudah ada puluhan pejabat dari Ditjen Hortikultura, Ditjen Peternakan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian< Balai Pengakjian dan Penerapan Teknologi Pertanian, Balai Pelatihan Pertanian Jambi, Dinas Pertanian Aceh, Balai Diklat Pertanian Aceh dan masih banyak lagi pejabat yang tercatat pernah mengunjungi kelompok ini.

Mengingat bahwa kunjungan petani maupun pejabat pertanian ke kelompok P4S ini semakin meningkat, Ahdi berharap kepada pihak terkait untuk membantu pembangunan saung atau tempat pembelajaran yang lebih representatif, bahkan kalu isa lengkap dengan tempat pemondokan. Jadi petani yang mau belajar disini selama beberapa hari bisa menginap disini, tentu ini menjadi lebih efektif dan efisien.

“Kalau bisa bapak-bapak pejabat terkait, mohon dibantu lah kami ini untuk membangun saung tani yang lebih besar dan luas, kalu bisa dengan tempat pemondokannya sekalian, kalau ada pameondokan, kan para petani yang ingin belajar disini nggak perlu pulang balik setiap hari” begitu kira-kira harapan Ahdi setiap kali ada pejabat pertanian yang mengunjungi P4S yang diketauinya.

Beberapa pejabat yang pernah hadir memang sudah berjanji untuk membantu merealisasikan “mimpi” Ahdi dan kawan-kawan, namun sampai saat ini harapan Ahdi belum juga terwujud. Saung yang dibangun secara swadaya yang ada saat ini kondisinya sudah tidak layak lagi dan memang sangat membutuhkan perbaikan atau pebangunan saung baru, mudah-mudahan janji para pejabat itu sgera terelaisasi.

Setelah “berjuang” lebih dari 7 tahun membuka lahan tidur di kawasan Pantan Terong, kini para anggota P4S Rebe Bahgie mulai merasakan hasil dari apa yang telah mereka usahakan selama ini. Setiap hari beberapa unit mobil pick up siap menjemput puluhan karung kol, wortel atau buncis, karena jenis sayuran itu bisa ditanam ditempat ini sepanjang musim. Sementara untuk komoditi kentang, setidaknya dua kali setahun mereka menanamnya disini, dan pada saat panen, puluhan ton kentang akan “turun” dari perbukitan ini untuk mengisi pasar-pasar lokal dan pasar luar daerah seperti Banda Aceh dan Medan.

Gambar 5, Panen Kentang di P4S Rebe Bahgie (Doc. FMT)
Gambar 5, Panen Kentang di P4S Rebe Bahgie (Doc. FMT)
Salah satu kunci keberhasilan P4S ini bsa eksis sampai sekarang, adalah manajemen terbuka yang diterapkan oleh para pengurus, termasuk dalam pembagian keuntungan hasil usaha, sehingga para anggota benar-benar bisa menikmati jerih payah mereka bersama kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Begitu juga stimulant dalam bentuk bantuan saprodi dari instansi terkait, juga akan mudah pengelolaan dan pengawasaanya karena dikelola secara transparan oleh kelompok ini.

Gambar 6, Yusfi Leli, SP, penyuluh pembina P4S Rebe Bahgie (Doc. FMT)
Gambar 6, Yusfi Leli, SP, penyuluh pembina P4S Rebe Bahgie (Doc. FMT)
P4S Rebe Bahgie, adalah salah satu dari sedikit P4S yang sudah membuktikan eksistensinya sebagai wadah pengembangan pertanian sekaligus wahana pembelajaran bagi para petani disekitar mereka. Sudah layak kiranya jika Kementerian Pertanian memberikan penghargaan dan apresiasi kepada mereka.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun