Tak sekedar menguasai teknis budidaya jeruk, Wiknyo juga mempraktekkan sendiri usaha tani jeruk ini di lahan pertanian miliknya, sehingga para petanipun bisa melihat dan belajar serta mempraktekkan langsung agaimana budidaya jeruk yang baik.
Bahkan berkat perawatan intensif yang dia lakukan di lahan jeruk miliknya, Jeruk Keprok Gayo yang dia budidayakan mampu meraih Juara Pertama dalam Kontes Buah Tingkat Nasional pada tahun 1993 yang lalu.
Keberhasilannya “berbicara” di tingkat nasional, membuatnya semakin bersemangat untuk terus memberi motivasi kepada para petani untuk mengembangkan komoditi yang selama ini hanya dianggap sebagai tanaman selingan di sela-sela tanaman kopi ini. Untuk menambah ilmu dan wawasannya di bidang perjerukan, Wiknyo pun sering melalnglang buana melakukan study banding ke daerah lain, termasuk beberapa kali dia mengunjungi Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) di Tlekung, Malang, meski terkadang dia harus mengeluarkan kocek sendiri untuk melakukan kunjungan tersebut.
Upaya Wiknyo tidak sia-sia, setelah “berjuang” selama hampir 13 tahun, Jeruk keprok Gayo akhirnya mendapat pengakuan secara nasional. Melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 210/Kpts/PR.120/3/2006,pemerintah memberikan pengakuan Jeruk Keprok Gayo sebagai salah satu komoditas unggulan nasional.
Pengakuan tersebut tentu membuat Wiknyo bangga, karena usahanya selama ini tidak sia-sia, namun di balik itu dia seperti punya “beban” dan tantangan untuk terus mengembangkan komoditi unggulan ini. Dia punya obsesi, suatu saat Dataran Tinggi Gayo akan menjadi sentra produksi jeruk keprok dan mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin hari semakin meningkat.
Salah satu “mimpi”nya yang sampai saat ini belum bisa terwujud adalah membangun kebun plasma nutfah Jeruk Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, menurutnya keberadaan kebun plasma ini sangat penting sebagai rujukan dan sumber bibit, sehingga kualitas “juara” jeruk keprok dari dari daerah ini bisa dipertahankan.
Begitu juga dengan tamu dari luar negeri yang tertarik untuk membantu pengembangan jeruk di Dataran Tinggi Gayo, yang pertama mereka cari pasti sosok pak Wiknyo ini, seperti ketika rombongan Japan Internasional Corporation Agency (JICA) mengunjungi Kabupaten Aceh Tengah baru-baru ini.
Raih Sertifikat IG