Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Suka Beli Makanan Berbuka Puasa? Waspadai 3 Hal Ini

11 Juni 2016   10:28 Diperbarui: 14 Juni 2016   10:40 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Takjil di Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016). Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Pasar Takjil Bendungan Hilir (Benhil) ramai diserbu pengunjung saat Ramadhan. | KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO

Bulan Ramadan yang menjadi bulan suci bagi umat Islam memang bulan yang menjadi berkah bagi siapa saja, termasuk berkah bagi pedagang “musiman”, khususnya penjual penganan berbuka puasa, yang hanya menggelar lapak dagangannya pada bulan Ramadan. Selama sebulan penuh, mereka mencoba mereguk untung dengan menyediakan kemudahan bagi orang-orang yang sedang melakukan ibadah puasa.

Kesibukan bekerja atau aktivitas lainnya, sering menyebabkan banyak keluarga yang memilih cara praktis, yaitu membeli makanan matang untuk kebutuhan berbuka puasa keluarga, tanpa harus repot-repot memasak sendiri, toh semua jenis masakan mulai dari masakan sayur, ikan, daging, ayam, kue-kue sampai berbagai minuman segar sudah banyak yang menjajakannya di pasar “kaget” atau lapak tempat berjualan bukaan puasa.

Aneka pangan olahan yang sepertinya khusus dijajakan pada bulan puasa, ada beberapa jenis penganan yang memang hanya dijual pada bulan puasa seperti Lemang, Lupis, Lepat, dan beberapa jenis makanan tradisional lainnya. Sekilas memang sangat menggugah selera, apalagi setelah seharian menahan lapar. Para pedagang pun memang memajang dagangan mereka dengan cara-cara yang sangat menarik, sehingga mengundang mereka yang ingin serba praktis untuk lebih mengandalkan jajanan tersebut daripada harus direpotkan dengan segala pernik memasak di dapur.

Keberadaan para penjual jajanan bukaan puasa itu, sejatinya sangat membantu keluarga-keluarga untuk menyiapkan hidangan berbuka secara mudah, praktis dan murah. Kalau kepingin makan ayam goreng, nggak perlu potong ayam sendiri atau membeli daging ayam lalu mengolahnya sendiri sendiri, cukup membeli sepotong dua potong ayam goreng sesuai kebutuhan.

Begitu juga kalau ada anggota keluarga yang kepingin penganan seperti lupis, kelepon, bakwan, lumpia dan lain-lainnya, nggak perlu lagi repot membuatnya di dapur, karena deretan lapak jualan jajanan bukaan sudah menunggu dengan harga yang terjangkau. Untuk urusan minuman segar seperti es campur, es kelapa muda atau es cendol, orang juga nggak perlu repot membuatnya sendiri, sederet angkringan sudah menunggu.

Tapi meski keberadaan para pedagang jajanan puasa itu sangat membantu keluarga-keluarga yang sibuk atau tidak ingin direpotkan dengan urusan penyediaan bukaan puasa, tetap saja ada hal-hal yang mesti diwaspadai, terkait dengan keberadaan jajanan bukaan puasa ini. Faktor keamanan pangan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan, jangan sampai karena ingin yang praktis-praktis, tapi akhirnya malah merugikan diri sendiri.

Karena penganan yang dibeli justru tidak aman bagi kesehatan, karena setiap kita pasti menginginkan pangan olahan yang kta peroleh dengan cara membeli atau mengolahnya sendiri, harus benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan.

Ada beberapa hal penting terkait dengan keamanan pangan, ketika kita membeli jajanan bukaan puasa di luar, setidaknya ada 3 point yang perlu kita perhatikan atau kita waspadai saat membeli bukaan puasa di luar ;

Pertama, Kebersihan Makanan

Jajanan puasa biasanya dijajakan di pasar dadakan atau dipinggir-pinggir jalan, sebagian pedagang membiarkan dagangan mereka dalam keadaan terbuka tanpa penutup apapun, ini sangat rentan terhadap debu yang beterbangan dan lalat serta hewan-hewan kecil lain pembawa bibit penyakit yang merugikan kesehatan.

Pastikan jajanan yang akan kita beli dalam kondisi tertutup dalam lemari kaca atau plastik, atau setidaknya dalam kotak yang tertutup kain atau kawat kasa, sehingga debu dan lalat dipastikan tidak akan hinggap di atas makan tersebut. Begitu juga ketika pedagang mengambil makanan tersebut dari tempatnya, pastikan dia menggunakan alat penjepit, dan kalaupun dia menggunakan tangan langsung.

Pastikan tangannya terbungkus plastik atau sarung tangan, perhatikan juga kebersihan wadah tempat makanan dan daun, kertas atau plastik pembungkus makanan itu, bisa jadi makanan yang tadinya bersih, tapi karena pembungkusnya kotor, makanan tersebet jadi tidak higienis lagi. Yang jelas, kita harus memastikan bahwa makanan yang akan kita beli itu benar-benar terjaga kebersihannya.

Kedua, Penggunaan Zat Pewarna dan Bahan Pengawet Makanan

Penganan yang tampil dengan warna warni mencolok, biasanya menarik perhatian dan menggugah selera, apalagi bagi anak-anak, tapi justru disitulah kita harus selalu waspada. Banyak pedagang yang entah sengaja atau tidak, masih menggunakan zat pewarna berbahaya untuk makanan yang mereka jual, masih banyak ditengarai penggunaan zat pewarna yang mestinya bukan untuk pewrana makanan, tapi digunakan untuk pewrana makanan, karena mungkin harganya lebih murah dan lebih mudah mendapatkannya

Bayangkan saja, kalau dalam makanan yang kita beli itu mengandung zat pewarna tekstil misalnya, tentu akan sangat membahayakan kesejatan kita dan tentunya sangat tidak aman untuk dikonsumsi.  Ada cara yang sangat mudah untuk mengecek apakah makanan itu mengandung pewarna berbahaya atau tidak, perhatikan saja warnanya, jika terlalu mencolok dan berwarna terang, bisa ditengarai makanan itu mengandung pewarna yang berbahaya, Tapi untuk kepastiannya tentu harus dengan tes laboratorium.

Masih ada juga  jajanan puasa yang ditengarai menggunakan bahan pengawet berbahaya seperti formalin dan borax, banyak diantara kita belum begitu paham membedakan makanan berpengawet berbahaya dengan  makanan berpengawet alami, karena kita sering terkecoh dengan penampilan fisik luarnya saja.

Begitu juga penggunaan penyedap rasa yang berlebihan pada makanan tertentu, juga tidak baik bagi kesehatan. Jadi, pastikan bahwa makanan yang kita beli untuk bukaan puasa keluarga kita benar-benar bebas dari zat pewarna berbahaya, baca referensi dan teliti kondisi fisik makanan tersebut sebelum membeli.

Ketiga, Kehalalan Makanan

Bagi umat Islam yang menjadi konsumen jajanan bukaan puasa, masalah kehalalan makanan tentuk menjadi pertimbangan utama ketika memilih dan membeli makanan. Sekilas, jajanan puasa yang dijual di pasar atau pinggir jalan itu semuanya halal, karena semua penjualnya memang Muslim. Tapi ada juga yang mesti diwaspadai, meski produk yang dijual itu produk halal, tapi ketika proses pengolahannya mengunakan cara atau bahan-bahan yang diragukan kehalalannya, tentu saja makanan itu juga kemudian diragukan kehalalannya.

Contohnya, ayam pada dasarnya adalah hewan halal, tapi ketika proses penyembelihannya  tidak memenuhi kaidah syariat, seperti dicekit, dipukul, atau dipatahkan lehernya, maka ayam tersebut menjadi tidak halal, karena statusnya menjadi seperti bangkai, begitu juga ayam “Tiren” atau ayam yang sudah mati sebelum dipotong, tentu sangat jelas ketidak halalannya.

Patut diwaspadai juga jika ada pangan olahan berbahan dasar daging yang ditawarkan dengan harga sangat murah, bisa jadi itu berasal dari daging yang tidak halal, seperti banyak terungkap di media, yaitu adanya daging sapi yang di oplos dengan daging celeng.

Harus cermat dan teliti mengamati makanan olahan yang berasal dari hewan seperti ayam ini, karena sangat rentan terhadap perilaku tidak halal dalam proses pengolahannya. Begitu juga proses memasak daging atau ayam yang dicampur dengan benda-benda haram seperti ganja dan sejenisnya, sekilas itu hanya untuk membuat masakan menjadi lebih sedap, tapi kandungan haram dari “bumbu tambahan” tersebut, tanpa kita sadari akan membuat makannan yang kita beli lalu kita santap menjadi haram.

Bukan untuk mempermasalahkan permainan kotor para pedagang, tapi demi kenyamanan kita, pastikan bahwa makanan olahan yang akan kita bawa kerumah untuk keluarga, jelas kehalalannya, baik dari proses maupun materinya.

Itulah sekelumit bagi pengalaman yang dapat saya sampaikan, terkait dengan masalah keamanan pangan pada saat kita menghadapi bulan suci Ramadhan. Jangan sampai kesucian bulan penuh berkah ini, justru ternodai akibat kita salah dalam meilih makanan baik untuk menu berbuka maupun sahur.

Bagi aparatur yang terkait dengan masalah keamanan pangan ini, kegiatan sosialisasi kepada para pedagang musiman ini secara berkesinambungan, tentu akan bisa meminimalisir tindakan illegal dalam penjualan bukaan puasa ini, karena konsumen juga butuh kepastian dan perlindungan, bahwa produk makanan olahan yang mereka beli, benar-benar aman untuk dikonsumsi. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun