[caption caption="FMT"][/fmt]
Gambar 1, Gubernur Aceh, dr, Zaini Abdullah sedang menikmati Jus satoimo di Kafe Horas Saree, Aceh ( Doc. FMT/Ahdar)
Horas Coffee Gayo Saree, hanyalah sebuah kafe kecil yang berlokasi di Komplek Balai Diklat Pertanian Aceh di Saree, sekitar 70 km arah timur dari Banda Aceh. Awalnya kafe yang merupakan kerjasama antara pengusaha kopi olahan asal Takengon, Muhammad Abdi Manulang dengan pengelola Balai Diklat Pertanian Aceh ini didirikan untuk melayani para karyawan dan para peserta diklat yang ingin mencicipi aroma dan rasa spesifik kopi arabika Gayo yang sangat special itu. Tapi kafe ini kemudian mulai berkembang dan mulai ramai dikunjungi pelanggan setelah banyak pengguna jalan lintas Medan-Banda Aceh sering singgah untuk menikmati expresso, late atau black coffee di tempat ini. Selain memang lokasinya strategis karena berada di pinggir jalan Negara, kafe ini juga punya halaman parkir yang lumayan luas, sehingga para pengunjung tidak perlu memarkirkan kendaraan mereka di pinggir jalan yang bisa mengganggu arus lalu lintas.
Manulang, pemilik usaha dagang Horas yang berpusat di Takengon ini memang punya instink bisnis luar biasa, melalui kerjasama dengan sisti bagi hasil dengan pengelola balai diklat, dia bisa meraih keuntungan jutaan rupiah setiap bulannya, karena makin lama kafe ini semakin ramai dengan pengunjung yang ingin sekedar melepas lelah sampil menikmati kopi special dari dataran tinggi Gayo. Bahkan belakangan kafe ini juga sudah menjelma sebagai tempat pertemuan bisnis bagi para pelaku bisnis dari berbagai daerah, juga jadi ajang kongkow-kongkow para politisi dan pejabat Aceh.
Ada “menu” unik yang kemudian menjadikan kafe ini semakin ramai dikunjungi orang, bukan lagi sebatas penikmat kopi, tapi juga para “pencari sensasi” minuman sehat. Menu baru yang disajikan kafe Horas ini tidak lain adalah Jus Satoimo, salah satu jenis minuman baru yang mungkin belum banyak dikenal orang.
Adalah drh. Ahdar, MP yang tidak lain adalah Kepala Balai Diklat Pertanian Saree yang mula-mula memperkenalkan minuman yang belakangan semakin populer ini. Kalau biasanya jus terbuat dari berbagai macam buah-buahan, jus Satoimo dibuat dari umbi talas jepang atau yang dikenal dengan talas Satoimo, salah satu komoditi pangan yang cukup populer dinegara asalnya, Jepang. Beberapa bulan yang lalu Ahdar dibantu beberapa temannya mulai mengembangkan budidaya talas jepang ini di komplek Balai Diklat Pertanian uyang dia pimpin, kebetulan komplek peltihan bagi penyuluh pertanian ini memang meiliki lahan pertanian yang lumayan luas.
Talas jepang satoimo yang punya nama latin Colocasia esculenta var antiquorum memang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah ini. Selain dikonsumsi dalam bentuk pangan olahan, ternyata talas jepang satoimo adalah jenis talas yang sama sekali tidak gatal seperti jenis talas lainnya ini, juga bisa dikonsumsi dalam keadaan mentah, rasanya seperti perpaduan antara buah salak dengan bengkoang atau bagi yang tidak terbiasa mengkonsumsinya langsung, bisa dibuat minuman dalam bentuk jus. Konon dari hasil penelitian, jenis talas ini memiliki kandungan Hyalitrotic Acid yaitu senyawa protein pembentuk Collagen yang diyakini dapat memperlambat proses penuaan kulit.
Dari literature tersebut, kemudian Ahdar mulai memperkenalkan jus satoimo kepada para pengunjung kafe Horas. Upaya Ahdar ternyata tidak sia-sia, dalam sebulan saja peminat jus yang konon bisa menambah kebugaran tubuh dan awet muda ini, semakin diminati anyak orang. Para penikmat kopi yang singgah di kafe ini mulai penasaran mencoba jusa yang belum begitu familiar ditelinga ini.
Untuk mepromosikan jenis minuman sehat ini, Ahdar tidak segan-segan untuk mengundang para pejabat, pengusaha dan kalangan jurnalis untuk mencoba jus ini. Tidak kurang dari Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah, Kepala Dinas Pertanian Aceh, Prof. Dr. Abubakar Karim, beberapa pejabat Kementerian Pertanian tercatat pernah singgah di kafe ini untuk mencicipi jus baru yang diperkenalkan oleh Ahdar.
[caption caption="FMT"]
Gambar 2, Ahdar menemani tamunya menikmati Jus Satoimo (Doc, FMT)